PGI Perkuat Sinergitas dan Toleransi Beragama di PT IMIP

oleh -
Manager General Affair, Djoko Suprapto, menyerahkan cenreamata kepada Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom dalam kunjungannya ke PT IMIP, Sabtu (10/08). (FOTO: DOK. PT IMIP)

MOROWALI – Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom bersama rombongan melakukan kunjungan di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (10/08).

Kunjungan Ketua PGI dan rombongan tersebut juga turut dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Bimbingan Masyalarat (Bimas) Kristen, Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulteng, Pdt Dr Martinus Bonggili.

Rombongan PGI disambut oleh manajemen PT IMIP yang diwakili Manager General Affair, Djoko Suprapto. Rombongan diajak keliling kawasan industri PT IMIP.

Kunjungan ini dalam rangka memperkuat sinergitas dan toleransi umat beragama di kawasan industry pengolahan nikel tersebut.

Pdt Gomar Gultom menjelaskan, kunjungan kali ini ingin melihat potensi karyawan kawasan IMIP sebanyak 83 ribu karyawan orang yang tentunya membutuhkan bimbingan spiritual.

Oleh karena itu, kata dia, banyak gereja yang hadir di IMIP, dan PGI sendiri merasa berkepentingan untuk mendorong gereja-gereja tersebut untuk bekerja sama dengan baik dan tidak bersaing satu sama lain.

“Kami bekerja sama dengan baik dengan manajemen perusahaan agar bisa membina umat serta berjalan beriringan sesuai visi dan misi perusahaan di mana mereka bekerja,” ungkap Gomar Gultom saat ditemui di kantor IMIP.

Gomar mengaku bersyukur karena manajemen IMIP menyediakan fasilitas dan waktu untuk bertemu dengan PGI.

Sejauh ini, ia mendengar pengalaman cukup baik atas kerja sama yang sudah dibangun, karena disediakan fasilitas oleh manajemen IMIP kepada setiap orang beriman, seperti masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya.

“Gereja dan masjid ada yang bersebelahan sehingga umat juga saling bekerja sama. Kita tidak bisa dipisahkan oleh agama dalam dunia kerja. Kita bekerja bersama menjunjung tinggi toleransi umat beragama,” ujarnya.

Olehnya, kata dia, PGI juga inging mewujudkan toleransi dan selalu mengajak gereja-gereja untuk tidak fokus pada ajaran yang esklusif, namun bagaimana bisa tampil bersama-sama membuka diri untuk melihat suatu kebenaran dan kebaikan.

Selain itu, PGI juga mendorong dan memotivasi umat untuk menjaga keamanan sehingga kondusif dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, tidak terlibat dalam tindak pidana, judi, dan mabuk-mabukan.

PGI juga mendorong dan menfasilitasi untuk tetap patuh terhadap aturan yang berlaku agar mereka menjaga ketertiban bersama. Setiap orang yang hadir di IMIP benar-benar fokus pada tujuan yaitu mengabdi dan mencari kebutuhan hidup.

“Saya juga berharap, manajemen IMIP selalu menunjukan tanggung jawab sosialnya. Tidak hanya mengejar benefit keuntungan, tetapi juga ada peran-peran sosial yang harus dilakoni dan memperhatikan kesejahteraan karyawan, keamanan karyawan dan penguatan toleransi. Mari kita membangun toleransi dengan saling menguatkan untuk berbagi,” kata Gomar.

Terkait itu, Manager General Affair, Djoko Suprapto, mengatakan, pihaknya menerima dengan tangan terbuka siapa saja yang datang berkunjung ke PT IMIP.

“Sebagai wakil pimpinan dan secara pribadi kami juga merasa senang dengan kunjungan itu karena diharapkan nanti bisa memperkuat tali silaturahmi antar umat beragama di PT IMIP,” kata Djoko yang juga Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) PT IMIP.

Ia juga berharap, dengan adanya kunjungan tersebut, bisa memperhatikan hal-hal yang kecil seperti DKM lakukan, seperti membantu pekerja dan keluarganya yang sakit, tanpa memandang apakah muslim atau non muslim.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa DKM memiliki Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA) binaan di Bahodopi sebanyak 23 dan santrinya di atas 1300 orang.

“Artinya apa, kami membangun negeri itu dari yang paling bawah, meletakkan dasar agama yang kuat di umat kami sendiri umat Islam,” katanya.

Untuk itu, ia juga berharap agar dari pihak GBI juga membuat suatu program yang bisa dikerjasamakan untuk membina masyarakat nasrani agar bisa terhindar atau bisa mengurangi penyakit masyarakat.

“Jadi kami sampaikan bahwa kita tidak mesti muluk-muluk, kita memulai dari hal-hal kecil tapi mengena. Jadi kita membangun negeri ini, dimulai dari apa yang ada di lingkungan kita,” katanya. */RIFAY