SIGI – Petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai memakai teknologi jarwo (jajar legowo) super untuk meningkatkan produktivitas padi, pasca bencana alam yang menimpa tahun 2018 silam.
“Petani mulai menggunakan teknologi jarwo super transplenter dalam tanam perdana yang dimulai pada bulan ini,” ucap Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gumbasa-Tanambulava, Seprianto, di Sigi, Kamis (09/07).
Ia mengatakan kehadiran teknologi itu sangat membantu petani dalam mempercepat pengolahan lahan pertanian, terutama dalam proses penanaman padi.
“Ini sangat menghemat waktu. Biasanya ketika menanam padi butuh waktu hingga berjam-jam dan butuh tenaga, kini dalam waktu yang singkat penanaman padi di satu bidang lahan bisa lebih cepat dilakukan,” katanya.
Selama ini, lanjut dia, para petani di Kecamatan Gumbasa dan Tanambulava melakukan kegiatan penanaman padi secara manual dan gotong royong, yang tentunya membutuhkan waktu yang lama.
“Olehnya petani sangat bersyukur bisa mendapatkan teknologi ini, yang memang sangat membantu dalam pengolahan lahan pertanian mereka,” ujarnya.
Selain itu lanjut dia, para petani juga telah menggunakan benih dengan varietas unggul terbaru Padjajaran. Dalam satu hektare, produktivitasnya bisa mencapai 11 ton.
“Dari sebelumnya produktivitas hanya mencapai 4 sampai 6 ton, kini dengan varietas unggul baru Padjajaran, produktivitas itu meningkat,” ungkap dia.
Sebelumnya, BPP Gumbasa-Tanambulava bersama Pemkab Sigi, Pemprov Sulteng, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulteng, melibatkan ACT Sulteng, Jasindo Sulteng, melakukan penanaman perdana padi sawah.
Penanaman dengan menggunakan teknologi jarwo super tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Mohammad Irwan Lapatta, Rabu di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa.
Dua unit jarwo super ini merupakan bantuan dari Pemprov Sulteng melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian bekerjasama dengan Pemkab Sigi, yang diberikan kepada kelompok tani di Desa Pakuli Utara. (FALDI)