MORUT – Konflik agraria struktural melibatkan masyarakat dengan PT Agro Nusa Abadi (ANA) seakan tak pernah habisnya. Warga lingkar sawit terus berjuang untuk mendapatkan hak atas tanahnya.

Kali ini, sebanyak delapan warga lagi memenuhi panggilan Polres Morowali Utara, Rabu (26/2), terkait dalam perkara dugaan tindak pidana perampasan atau pencurian buah sawit di areal PT ANA.

Surat panggilan bernomor S.Pgl/49/II/Res.1.8/2025/SATRESKRIM/POLRES MORUT, ditujukan kepada warga lingkar sawit tersebut, merujuk pada laporan pengaduan dari Robby Sakti Ugi yang tidak lain adalah CDO PT ANA.

“Kami bingung kenapa kami dikirimi surat kepolisian, padahal lahan itu jelas punya hak kepemilikan lengkap dengan SPPT dan notaris juga,” kata salah satu petani mendapat surat panggilan Aristan.

Menurutnya, panggilan kepolisian terkesan sebagai bentuk upaya untuk meredam dan mengkriminalisasi mereka sebagai warga petani sedang mempertahankan lahan dari PT ANA.

“Apalagi pada saat kami dimintai keterangan, penyidiknya seakan intimidatif,” tuturnya.

Aristan yang juga Ketua kelompok Jaringan Petani BERANI Morowali Utara itu mengatakan, hal tersebut sangat tidak adil bagi mereka. Pasalnya, perusahaan telah belasan tahun beroperasi tanpa mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) sama sekali tidak tersentuh oleh hukum.

Padahal setiap perusahaan perkebunan skala besar diwajibkan memiliki HGU sesuai dengan Undang-Undang Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021.

Diketahui sebelumnya, pihak PT ANA juga beberapa kali melaporkan warga lingkar sawit dengan tuduhan pencurian buah sawit. Mirisnya lagi dari laporan tersebut,dua kakak beradik Gusman serta Sudirman diproses hukum dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Padahal mereka hanya mempertahankan hak atas tanah peninggalan orang tuanya.

Konflik agraria tersebut telah berkepanjangan dan telah menyebabkan banyak penderitaan bagi warga lingkar sawit. Warga berharap bahwa konflik tersebut dapat segera diselesaikan dan hak atas tanah mereka dapat dikembalikan.

Sementara, Asosiasi untuk Transformasi Sosial (ANSOS) Sulteng menyatakan dukungan dan terus mengawal warga lingkar sawit. Konflik agraria ini adalah contoh dari ketidakadilan dialami oleh masyarakat kecil.

“Kami terus mendukung dan mengawal warga lingkar sawit dalam perjuangan mereka untuk mempertahankan hak atas tanah,” tegas Noval A Saputra Koordinator ANSOS.

Reporter : **/IKRAM