BUOL – , Forum Petani Plasma Buol (FPPB) mengeluarkan pernyataan sikap yang menggambarkan ketidakpuasan mereka terhadap program Kemitraan Inti-Plasma di Kabupaten Buol, Selasa (15/8).
Pernyataan sikap tersebut disampaikan saat melakukan aksi unjuk rasa depan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buol.
Dalam keterangan tertulis diterima Media Alkhairaat.id, Rabu (16/8).Koordinator Aksi FPPB Fatrisia Ain menegaskan bahwa petani plasma di Buol merasa tidak merasakan kemerdekaan akibat dominasi dan penguasaan PT. Hardaya Inti Plantations (HIP) atas lahan-lahan plasma.
Mereka menyuarakan tuntutan untuk menghentikan aktivitas kebun plasma, mengembalikan lahan dan sertifikat tanah, serta menghentikan intimidasi terhadap petani plasma yang memperjuangkan hak-hak mereka.
Pernyataan ini juga meminta Penjabat Bupati Buol untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam menyelesaikan masalah kemitraan inti-plasma.
“Dan usut tuntas Isu dugaan suap pansus dan pejabat pemerintah yang berkembang di media massa,” tegasnya.
Pimpinan FPPB Seniwati menjelaskan, kemitraan Inti-Plasma sawit ini telah merampas lahan-lahan dan ruang hidup masyarakat Buol, sebab bukan keuntungan kerjasama yang didapat oleh masyarakat tetapi jerat utang yang terus menumpuk hingga ratusan miliar rupiah tanpa diketahui asal-usulnya.
“Tanah-tanah mereka saat ini dikuasi mutlak oleh PT. HIP, dengan kata lain telah “dirampas” dengan kedok kemitraan,” tuturnya.
Ia menyebutkan, tercatat lebih dari 6.746 ha lahan milik masyarakat dengan jumlah lebih dari 4.934 orang atau 3,3% dari penduduk Buol sebagai peserta program Kemitraan Inti-Plasma dengan PT. HIP dan telah terbukti dirugikan.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG