SIGI – Kehadiran Sumur Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) merupakan angin segar bagi petani. Khususnya petani di Desa Potoya dan Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Betapa tidak, warga yang lahan pertaniannya mengalami kekeringan panjang akibat rusaknya jaringan Irigasi Gumbasa karena bencana gempa pada 2018 silam, sebagian sudah mendapatkan air melalui Program Sumur Wakaf Produktif.
Sumur Wakaf Produktif, dapat mengaliri lahan pertanian warga sehingga menyejahterakan para petani setempat. Dengan demikian, mereka bisa berdaya kembali dalam menjalankan aktivitas agrarisya.
Pasalnya, sebagian besar warga di Kabupaten Sigi, khususnya di Desa Potoya dan Karawana menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian.
Saat ini, di dua desa tersebut, Sumur Wakaf Pertanian telah hadir dan siap mengalirkan keberkahan untuk masyarakat. Bahkan di Desa Potoya sendiri sudah merasakan manfaatnya selama 6 bulan terakhir ini.
Yang berhasil ditemui ialah Muhammad Ikbal, Anggota Kelompok Tani Lonja Permai. Menurutnya, manfaat Sumur Wakaf Produktif begitu dirasakan oleh warga. Bahkan sudah 3 kali panen untuk komoditi jagung.
“Kami sangat senang, Alhamdulillah atas kepedulian ACT Sulteng, karena memang pascagempa warga sangat susah, bahkan banyak bekerja serabutan untuk menghidupi keluarga,” ungkapnya
Dengan adanya Sumur Wakaf tersebut, kata Ikbal, semuanya bisa bangkit, bahkan aktivitas pertanian kata dia, lebih bergeliat dibanding sebelum terjadinya bencana.
“Sekarang warga lebih semangat lagi bertani, meskipun memang belum semuanya tersentuh bantuan yang sama. Sebenarnya masih banyak warga sangat membutuhkan bantuan sumur dangkal lebih-lebih sumur dalam,” tuturnya.
Bukan hanya di sektor pertanian saja, keberadaan Sumur Wakaf Produktif juga dimanfaatkan warga untuk membudidayakan ikan air tawar. Hasilnya pun cukup menguntungkan.
Ia berharap agar warga belum dapat bantuan bisa secepatnya tersentuh, sambil menunggu perbaikan jaringan Irigasi Gumbasa.
“Kami sangat berterima kasih kepada ACT, karena berada di garis terdepan memperhatikan kami serba kesulitan ini,” tukasnya.
Hal senada diungkapkan Adhan, Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan 2 Desa Karawana. Saat ini, kelompok tani dipimpinya itu mendapat bantuan lima titik sumur dangkal.
Tiga titik masih dalam pengerjaan, sementara 2 titik sumur sudah selesai namun belum dimanfaatkan.
Pembangunan sumur dangkal tersebut sudah berlangsung sejak satu bulan lalu. Hanya saja, belum dimanfaatkan karena masih memikirkan tanaman apa cocok untuk kita budidayakan.
Penyebabnya utamanya ialah masih banyak hewan ternak berkeliaran di lahan pertanian tersebut. Sehingga mereka (para petani) berencana membudidayakan pepaya kalifornia.
Sumur dangkal sebanyak 5 titik ini, menurut Adhan diperkirakan akan menjangkau lahan pertanian seluas 15 hektare. Meski sebenarnya terbilang masih kurang.
“Kami syukuri saja apa yang ada, dalam waktu dekat ini kami akan mengolah lahan terlebih dahulu karena sudah masuk musim penghujan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, saat ini ACT Sulteng memfokuskan pembangunan sumur wakaf Produktif membantu sektor pertanian di wilayah Kabupaten Sigi. Sebab, ribuan hektare sawah di wilayah itu kekeringan karena jaringan irigasi rusak akibat gempa.
Selain Sumur Wakaf Produktif, ada beberapa tipe juga sedang dikerjakan di sejumlah wilayah terdampak bencana yaitu Sumur Wakaf Family untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga dan Sumur Wakaf dibangun lengkap dengan MCK dan tempat wudhu. (IKRAM)