PALU – Puncak Peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum (PU) yang ke-73 di Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulteng, Senin (03/12), sedikit berbeda dari biasanya.
Kali ini, peserta upacara rata-rata menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah. Bahkan, Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, yang bertindak selaku inspektur upacara juga menggunakan baju batik tenun Donggala serta menggunakan Siga yang merupakan pakaian khas Suku Kaili.
Pada peringatan yang mengangkat tema “Bhakti PUPR Bangun Infrastruktur Mempersatukan Bangsa” itu, dirangkai dengan penyerahan penghargaan Karya Satya 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun pengabdian kepada ASN.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga membacakan sambutan tertulis Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), M. Basuki Hadimuljono. Gubernur mengisahkan perjuangan 21 pegawai PU yang menjaga Gedung Sate di Bandung dari serangan pasukan sekutu.
Dalam peristiwa tersebut, tujuh di antaranya gugur, yang selanjutnya dianugerahi Pahlawan Sapta Taruna.
“Kekompakan dan semangat juang yang luar biasa dari Pahlawan Sapta Taruna tersebut, selalu menjadi inspirasi setiap insan PUPR dalam menjalankan tugas, khususnya pada pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas dalam rangka mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini telah memasuki akhir tahun ke-4 kabinet kerja di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berbagai capaian Kementerian PUPR telah dirasakan langsung manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat dan banyak mendapatkan apresiasi.
“Namun hal ini jangan menjadikan kita cepat berpuas diri, tapi justru lebih berhati-hati dan bertanggung jawab atas setiap kebijakan dan langkah kita,” tekannya.
Menurutnya, terobosan baru dan lompatan perlu terus dilakukan agar mampu bersaing dengan negara lain. Ide kreatif dan inovatif harus dapat diimplementasikan dalam setiap gerak langkah.
“Percepatan pembangunan infrastruktur hanya dapat dilakukan dengan dukungan hasil riset dan teknologi moderen sehingga menghasilkan infrastruktur yang lebih berkualitas, lebih cepat dan lebih murah,” tambahnya.
Dia pun kembali menekankan agar fokus menyelesaikan pekerjaan yang sudah diprogramkan dan menjaga komitmen untuk mencapai prognosis sebesar 93 persen sesuai target yang disampaikan saat Rakornas Kementerian PUPR pada bulan November 2018 lalu, dengan tetap menjaga keselamatan kualitas dan keamanan hasil pekerjaan.
Tahun 2019 mendatang, kata dia, Kementerian PUPR diberikan anggaran sebesar Rp110,7 triliun yang merupakan alokasi terbesar dari seluruh kementerian/lembaga. Kementerian PUPR juga mendapat amanah tambahan untuk mendukung misi penguatan SDM dan perekonomian masyarakat melalui pembangunan sekolah perguruan tinggi madrasah serta pasar induk regional. (YAMIN)