Peserta PKA asal Pemkot Palu, Ibnu Mundzir Raih Inovasi Terbaik 1

oleh -
Ibnu Mundzir

PALU – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Pelatihan Kepempimpinan Administrator (PKA) angkatan IX tahun 2022, belum lama ini

Kegiatan yang diikuti oleh 40 peserta dari perwakilan kabupaten/kota se Sulteng dan Propinsi Halmahera Utara, resmi ditutup oleh Gubernur Sulteng yang diwakili oleh Kepala BKSDM Provinsi Sulteng, Adidjoyo Dauda.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk memenuhi standar manajerial administrator, sehingga dapat terjamin akuntabilitas jabatan administrator, sehingga terwujud sasaran memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan administrator agar dapat menjamin terlaksananya akuntabilitas jabatan administrator.

Pelatihan yang berdurasi hampir 90 hari ini, bertujuan untuk membentuk kepeminpinan kinerja, dilaksanakan dalam tiga tahapan besar, yakni on campus satu yaitu agenda pembelajaran prestasi pengelolaan diri, pengelolaan orang lain, pengenalan pekerjaan dan akuntabilitas kepemimpinan, pengelolaan pekerjaan dan aktualisasi kepemimpinan.

BACA JUGA :  KPU Parimo Sosialisasikan Tahapan Kampanye

Kemudian, tahap kedua yaitu off kampus berupa implementasi aksi perubahan dan tahap ketiga yaitu on campus dua yakni evaluasi aksi perubahan.

Adapun Sistem penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi pesertra mengunakan empat tahapan penilaian yaitu evaluasi substansi 15 persen, evaluasi studi lapang 20 persen evaluasi aksi perubahan 50  persen dan evaluasi sikap dan prilaku 15 persen

Berdasarkan hasil penilaian ditetapkan peserta dari Kota Palu, yaitu Ibnu Mundzir yang juga menjabat sebagai sekretaris Bappeda Kota Palu, terpilih sebagai peserta juara peringkat inovasi terbaik I, dengan mengambil judul integrasi quality  assurance pada dokumen  perencanaan pembangunan daerah  berbasis resiko.

Menurut Ibnu Mundzir, bahwa proyek aksi perubahan tersebut diangkat karena sampai saat ini  belum ada instrumen yang spesifik bisa mengukur kualitas dokumen perencanaan pembangunan  daerah, serta mengukur seberapa responsif dokumen perencanaan tersebut dapat mengadopsi instegrasi mitigasi pengurangan resiko melalui self assessment.

BACA JUGA :  Indosat Hadirkan Creative Corner IM3 di Universitas Tadulako Palu

“Dalam implementasinya, menghasilkan tiga Output yang akan terus didesiminasikan dalam jangka menengah dan panjang yaitu manual book yang berisi telaahan akademis secara sosiologis, yuridis  dan teknis pelaksanaan, tool kid yaitu teknis pelaksanaan penilaian dan standar Operational Prosedur Pelaksanaan (SOP),” jelas Ibnu.

Kata dia, Sebagaimana keberlanjutan sebagai hal yang diinginkan dari setiap inovasi yang digagas, maka dalam jangka menengah.

Menurut Ibnu Mundzir, instrumen ini masih menjadi living instrument, atau instrumen yang masih akan terus disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat, tergantung terhadap mutu kuluaran yang diharapkan.

BACA JUGA :  Rekor Beli Ayam KFC Terbanyak, KNRP Minta 'Sangganipa' Peka pada Palestina

Menurutnya, dalam jangka menengah dan jangka Panjang, instrumen dan manual yang ada, akan didesiminasikan kebeberapa daerah yang tertarik untuk mengadopsi cara penilaian ini. Sebab, dengan dilakukanya penilaian ini akan meningkatkan kualitas dokumen perencanaan yang ada.

“Maka keberadan dokumen perancanaan pembangunan daerah yang saat ini masih berorientasi sekedar pemenuhan standar baku yang ditentukan dari pemerintah pusat, yang dirasa kurang memberikan ruang bagi inisiatif lokal berdasarkkan variasi resiko yang ada, secara berlahan bisa lebih berorientasi pada kebutuhan mitigasi resiko yang spesifik kewilayahan,” tutupnya.

Reporter : Hamid
Editor : Yamin