PARIMO- Pondok Pesantren Lisaanul Arab disiapkan untuk mencetak para Tahfidz Al Qur’an bagi anak anak Parigi Moutong.
Pondok Pesantren Lisaanul Arab didirikan oleh Al Ustadz Abd Muhid Bunadi Lc beralamat di jalan Pengairan Kelurahan Kampal Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.
Bupati Parigi Moutong diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra, H Samin Latandu saat memberikan sambutan mengatakan, berdirinya Pondok Pesantren Lisaanul Arab menambah daftar panjang Pondok Pesantren di Kabupaten Parigi Moutong.
Bupati berharap, dengan berdirinya Pondok Pesantren Lisaanul Arab di Parigi, para orang tua dapat memasukan anak anaknya di Ponpes tersebut. Karena Pondok Pesantren Lisaanul Arab tidak hanya belajar Tahfidz Al Qur’an, tetapi juga belajar bahasa Arab, Kitab Gundul, Ilmu Fiqhi dan lain lain.
“Tentunya kami berharap para orang tua dapat memasukan anak anaknya di Pondok Pesantren ini,” kata Samin saat meresmikan Pondok Pesantren Lisaanul Arab, Ahad (27/01).
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Parigi Moutong diwakili Kepala Subbag Tata Usaha Kemenag Parimo, Mappiase MM, dalam sambutanya mengatakan, Pondok Pesantren Lisaanul Arab sebagai media untuk menumbuh kembangkan, ilmu pendidikan agama bagi anak anak di Kabupaten Parigi Moutong.
Ia menambahkan, Pondok Pesantren yang didirikan Ustadz Abd Muhid Bunadi lebih fokus pada Tahifdz Al Quran atau hafalan Al Quran.
“Di Parigi Moutong masih susah mencari kader kader Penghafal Al Quran. Insya Allah dengan adanya Pondok Pesantren Lisaanul Arab akan mencetak Hafidz Hafidzah sampai 30 juz,”pungkasnya.
Sementara itu Pimpinan Pondok Pesantren Lisaanul Arab Abd Muhid Bunadi Lc mengungkapkan, tujuan didirikanya pondok Pesantren, selain pembinaan agama, juga mempermudah para anak anak menuntut ilmu agama dan tidak jauh sampai keluar daerah.
“Dibangunnya Pondok pesantren ini, agar anak anak kita tidak jauh jauh lagi belajar sampai keluar daerah, misalnya di jawa, sumatera, makassar dan lain lain,”pungkasnya.
“Biasanya anak anak kita sekolahkan di Pondok Pesantren luar daerah, masuk bayar 20 sampai 30 juta, tetapi hanya satu dua bulan mondok minta pulang, karena tidak betah di sana, akhirnya uang rugi,” tambahnya.
Kata Abd Muhid, langkah awal Pondok Pesantren Lisaanul Arab baru memiliki 20 orang santri. 10 orang santri menetap di pondok, dan 10 orang lagi masih belajar Pulang pergi dari rumah ke pondok Pesantren di karenakan ruangan pondok terbatas. Kata ia, untuk tenaga pengajar saat ini sudah disiapkan para Ustadz yang berpengalaman berasal dari Jawa dan menguasai hafalan Al Quran 30 juz.
Alumnus Pondok Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo ini menambahkan, Kedepan Pondok Pesantren Lisaanul Arab akan di buka Sekolah Madrasah setingkat SD, SMP dan SMA.(YAMIN)