Pesan Rasulullah Soal Shalat

oleh -
Ilustrasi. (Youtube/Islam Populer)

Shalat adalah ibadah yang terpenting dan utama dalam Islam. Dalam deretan rukun Islam, Rasulullah Saw menyebutnya sebagai yang kedua setelah mengucapkan dua kalimah syahadat (syahadatain).

Rasullah bersabda, “Islam dibangun atas lima pilar: bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berhajji ke ka’bah baitullah dan puasa di bulan Ramadlan.” (HR. Bukhari)

Shalat merupakan pembatas seseorang itu mukmin atau kafir. (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Shalat juga menjadi penentu diterima atau tidaknya amalan seseorang. (HR Abu Daud).

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika kau ingin berusaha menghapuskan dosa, perbanyaklah shalat. Ketika engkau dihadapkan pada keadaan gelisah dan kebimbangan dalam menjalani kehidupan, maka dirikanlah shalat. Ketika kau dihadapkan dalam suatu masalah dan engkau tidak bisa mengambil keputusan, maka dirikanlah shalat.”

Shalat   merupakan ibadah yang bisa menghapuskan dosa dan kesalahan manusia. Shalat pun bisa menghimpun pahala dan kebaikan yang tinggi. Melalui shalat seseorang telah melaksanakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupannya.

BACA JUGA :  Persiapan Milad Alkhairaat Sudah 99 Persen

Shalat pun menjadi semacam syifa, penyembuh atas penyakit, pengobatan spiritual, dan juga bisa membebaskan beban-beban ruhaniah, merasa terkucil, sedih, marah, depresi mental, dan berbagai macam tekanan-tekanan batin.

Rasulullah Saw berulangkali menyampaikan bahwa shalat itu amat penting, dan yang meninggalkannya dosa besar, dan dinyatakan bahwa shalat merupakan garis yang bisa memisahkan muslim dan kafir.

Dan Rasulullah Saw menutup akhir hayatnya dengan wasiat terakhirnya di antaranya dengan shalat, “Ash Shalat, ash-shalat, ash-shalat, wa maa malakat aimaanukum.” Maknanya kurang lebih, “aku titipkan shalat, jangan engkau tinggalkan shalat, dan perhatikan orang-orang yang ekonominya lemah.”

BACA JUGA :  Khutbah Jumat Pertama Rasulullah setelah Hijrah ke Madinah

Ini adalah sebuah teladan bagi kita, ketika putra kita, misalnya, akan pindah atau pergi menuntut ilmu, wasiatkanlah untuk senantiasa menjaga shalatnya. Bahkan ketika kita memilih pemimpin yang paling penting juga diperhatikan adalah masalah shalatnya.

Shalat juga bisa menjadi sebuah riyadloh untuk latihan pembentukan karakter diri. Di mana masing-masing gerakannya apabila dihayati lebih jauh akan memancarkan sifat-sifat keteladanan yang bisa menjadi suatu karakter mulia bagi kita umat Islam. Terutama pasca Ramadan ini, maka ibadah yang bisa menjadi andalan utama untuk bisa menjadikan kita tetap dalam jalan yang lurus adalah shalat.

Sehingga perlu diperhatikan bahwa tidak hanya menjalankan shalat secara lahiriah saja, karena dikhawatirkan seperti halnya kisah berikut ini:

BACA JUGA :  Tiga Musuh Allah

Istri Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah, pernah menceritakan kepada Nabi saw adanya seorang wanita dusun yang rajin shalat wajib dan shalat sunah, tak pernah meninggalkan puasa wajib dan sunah, dan menunaikan ibadah haji yang tak cukup hanya sekali. Siti Aisyah merasa yakin tipe wanita seperti itu yang akan masuk surga.

Di luar dugaan, Nabi SAW menyatakan wanita tersebut merupakan contoh wanita yang akan mendapat siksa Allah dan dibenci-Nya. “Aku tahu wanita itu memang rajin shalat, taat menjalankan puasa, tak lepas dari zikir, berdoa tiada henti, dan melaksanakan ibadah haji. Namun, aku juga tahu wanita itu tak pernah rukun dengan tetangganya,” jawab Rasulullah saw. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)