PALU – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, menghadiri kegiatan Forum Silaturahmi Bersama Masyarakat Sulawesi Tengah Asal Jawa Timur dan Penguatan Pasar Antar Daerah, di Palu, Jumat (17/10) malam.

Pada kesempatan itu, ia berpesan kepada semua warga Sulawesi Tengah asal Jawa Timur, agar menjaga keguyuban dan kerukunan.

Selain itu, kata dia, kepada seluruh warga diminta untuk terus menjaga kedamaian, mempererat keharmonisan, dan merawat kerukunan dalam perbedaan.

“Jadi pada diri kita memang harus ada wisdom. Harus ada kearifan ketika melihat perbedaan-perbedaan. Maka kita dipersatukan di sini bukan karena agama. Kita dipersatukan di sini bukan karena suku. Kita dipertemukan di sini karena Indonesia,” kata Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, Jawa Timur dan Sulawesi Tengah memiliki potensi besar untuk memperkuat kerja sama antarwilayah, khususnya dalam pengembangan sektor perdagangan, pertanian, dan UMKM.

“Saya percaya, sinergi antara Sulteng dan Jatim akan menjadi bagian penting dari penguatan pasar antar daerah, membuka ruang baru bagi pelaku usaha, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan,” tambahnya.

Kehadiran Khofifah di Sulteng dalam rangka membangun kemitraan perdagangan antara Jawa Timur dengan provinsi mitra.

“Ini akan membangunkan partnership yang tidak hanya berbasis pada ekonomi, tapi juga berbasis pada kearifan-kearifan lokal. Jadi kalau misalnya Indonesia ini harus dirajut, harus dijahit, harus dirakit, merekalah yang antara lain punya tugas merajut persaudaraan, merakit keguyuban, kerukunan dan seterusnya,” katanya.

Selain itu, kata dia, warga Sulteng asal Jawa Timur juga ada yang petani, peternak, ada yang pedagang.

Olehnya, kata dia, jika ada yang potensial untuk beternak, maka bisa mengikuti semacam training sekitar 2 minggu di Balai Besar Inseminasi Buatan Jawa Timur.

“Ada Balai Besar Inseminasi Buatan yang bisa memberikan training kepada warga Jawa Timur apakah menjadi inseminator atau mereka menjadi bagian pengawas kebuntingan. Karena itu cara yang memungkinkan kita juga bisa mendapatkan bibit-bibit unggul dari sapi potong maupun sapi perah,” katanya.

Begitu juga sektor pertanian. Jawa Timur itu untuk padi kita tertinggi di antara semua provinsi di Indonesia.

“Apa yang sebetulnya bisa kita transformasikan ke sini? Kalau misalnya 1 hektar katakan ada yang 5 ton, ada yang 6 ton. Nah, di Jawa Timur standarnya 9 ton per hektar. Ada yang 12 ton, ada bahkan 14 ton per hektar,” katanya.

Olehnya, kata dia, partnership tersebut tidak sekadar transaksi dagangnya, tapi ada proses transformasi teknologi pertanian, teknologi peternakan, UKM dan lainnya.

Wagub Sulteng, dr Reny A Lamadjido, menyampaikan, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang mempererat tali kekeluargaan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan masyarakat Jatim di perantauan, tetapi juga memperkuat sinergi antarprovinsi, khususnya dalam bidang perdagangan, investasi, dan pengembangan UMKM.

“Kami sangat menghargai peran besar warga Jawa Timur yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan Sulawesi Tengah. Semangat kerja keras dan gotong royong mereka memberi warna tersendiri bagi daerah ini,” tutur Wagub.

Kegiatan juga dihadiri Ketua TP-PKK Provinsi Sulteng, Sry Nirwanti Bahasoan, serta Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin.

Dari Jatim, turut hadir Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, kepala-kepala OPD, Pimpinan Bank Jatim, Komut PT Petrogas Jatim Utama, Dirut Bank UMKM, dan lainnya, serta sesepuh Paguyuban Masyarakat Sulawesi Tengah asal Jawa Timur.