POSO – Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) triwulan III Tahun 2022, tercatat berada di posisi kedua setelah Maluku Utara yang mencapai angka 24,85 persen.
Pada triwulan III tersebut, pertumbuhan ekonomi Sulteng berada pada angka 19,13 persen. Sementara itu, peran perkenomian Sulteng untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua), mendapat porsi sebesar 17,56 persen.
“Alhamdulillah ini adalah hal baik yang kiranya perlu kita pertahankan. Meskipun masih ada peran-peran dari sektor perekonomian lain yang perlu kita dorong,” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (NI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Dwiyanto Cahyo Sumirat, saat menjadi narasumber capacity building wartawan, di Poso, pekan lalu.
Kata dia, sejauh ini, yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi Sulteng masih pada sektor pengolahan hasil tambang, dalam hal ini nikel. Secara langsung, sisi ekspor hasil olahan nikel tersebut pun menjadi komponen terbesar pendorong perekonomian, yaitu sebesar 43 persen.
“Mudah-mudahan ke depannya kita punya struktur yang lebih merata, tidak hanya sektor pengolahan saja tetapi ada sektor lain yang juga bisa melibatkan banyak tenaga kerja lain, seperti pertanian, perikanan dan sebagainya,” ujar Anto, sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, data pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh sektor pengolahan terkonfirmasi dengan indikator lain, yaitu adanya realisasi investasi pada triwulan II 2022 di Morowali yang mencapai Rp114 triliun untuk 38 perusahaan.
“Di Morowali Utara realisasi investasinya juga terbilang besar, yaitu Rp22,24 triliun sebanyak satu perusahaan,” katanya. (RIFAY)