Pertolongan Allah kepada Hamba Teraniaya

oleh -
Ilustrasi. (Youtube/Khatulistiwa)

Allah SWT tidak akan membiarkan orang yang teraniaya terus menerus dalam penderitaannya akibat perbuatan buruk orang yang zalim. Salah satunya ialah bahwa Allah akan mengabulkan do’a-do’anya.

Selain itu, Allah akan kembalikan hak-haknya yang telah dirampas. Sementara orang-orang yang berlaku aniaya segera akan mendapatkan laknat, siksaan dan kebinasaan.

Pertolongan Allah itu akan diberikan  kepada hamba-Nya yang teraniaya ialah dengan mengabulkan do’a-do’anya. Hal mana sama seperti Allah mengabulkan do’anya seorang ibu kepada anaknya, atau do’anya kaum muslimin kepada saudaranya dari kejauhan. Sungguh do’a-do’a mereka itu adalah do’a yang sangat dahsyat mustajab.

Di ijabahnya do’a orang teraniaya, semata-mata adalah agar orang tidak seenaknya melakukan penganiayaan terhadap orang lain, atau terhadap pihak manapun.

Demikian inilah tuntunan Islam, yang memberi hak kepada manusia untuk dapat menjalani hidupnya dengan bebas mandiri tanpa tekanan pihak manapun.

Menurut Islam, do’a orang teraniaya itu dahsyat, pasti dikabulkan Allah, hanya saja mesti bersabar. Boleh mendo’akan keburukan agar yang menganiaya itu celaka, tapi memaafkan dan bersabar itu lebih baik.

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Nisa’: 148)

Oleh karena itu agama kita memerangi kezhaliman. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT mengharamkan kezhaliman terjadi pada diri-Nya, dan juga pada sesama manusia

BACA JUGA :  Anakmu Investasi Akhiratmu

Yang dimaksud dengan zhalim adalah berbuat sesuatu di luar aturan yang telah ditetapkan. Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebut para pelaku kezhaliman dengan “orang-orang yang melampaui batas”.

Hal itu sebagaimana yang tercantum di dalam surat al Baqarah ayat 229, “barang siapa yang melampaui batas, mereka adalah orang-orang yang zhalim”

Zhalim kepada Allah SWT contohnya berbuat riya`, yaitu beramal karena mengharapkan pujian manusia, bukan karena mencari ridha Allah SWT.

Seseorang yang melakukan riya` dianggap zhalim karena ia telah membelokkan tujuan amal, yang seharusnya untuk Allah SWT, beralih kepada manusia. Perbuatan itu telah melanggar jalur yang ditetapkan Allah SWT.

BACA JUGA :  Keutamaan Anak Perempuan, Penghalang dari Api Neraka

Oleh karena itu para ulama` menganggap riya` sebagai syirik kecil. Dan Allah SWT menyebutkan bahwa syirik adalah kezhaliman yang besar (Luqman: 13)

Sedangkan zhalim kepada sesama manusia cukup luas aspeknya, mencakup semua perbuatan yang merugikan orang lain tanpa alasan yang benar, baik secara fisik, psikis maupun materi. Merugikan orang secara fisik misalnya memukul dan membunuh. Merugikan orang secara psikis seperti menghina dan mencaci maki. Sedangkan merugikan orang lain secara materi seperti mencuri dan korupsi

Baik kezhaliman kepada Allah SWT maupun kezhaliman kepada sesama manusia sama-sama berakibat fatal.

Kezhaliman kepada Allah SWT menyebabkan hilangnya keberkahan amal, dan bahkan berujung pada kesesatan. Sedangkan kezhaliman kepada sesama manusia akan menciderai persaudaraan. Akibatnya masyarakat menjadi rapuh dan bercerai berai. Dalam tubuh masyarakat akan tumbuh rasa saling mencurigai dan saling membenci

Itulah sebabnya, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim ataupun yang terzhalimi”. Seseorang lalu bertanya, “wahai rasul, aku bisa menolong saudaraku yang terzhalimi, tapi bagaimana cara aku menolong saudaraku yang zhalim?”. Rasulullah lalu menjawab, “hendaklah engkau mencegahnya berbuat zhalim, dengan cara itulah kamu menolongnya” (HR Al Bukhari)

BACA JUGA :  Perbanyak Syukur

Oleh karena itu, wajib hukumnya menolong saudara yang terzhalimi atau melakukan kezhaliman. Menolong orang yang terzhalimi bisa dilakukan dengan cara membantunya memperoleh hak-haknya yang dirampas orang lain.

Sedang menolong orang yang berbuat kezhaliman bisa dilakukan dengan cara menasihatinya, mengingatkan bahwa perbuatannya adalah perbuatan yang salah, dan mencegahnya untuk melakukan kezhaliman yang selanjutnya.

Upaya ini harus dilakukan sebab menghilangkan kezhaliman adalah cara untuk mengembalikan roda kehidupan pada jalurnya yang benar.

Sehingga, dengan demikian, ketika kita menolong saudara kita yang berbuat kezhaliman, pada hakikatnya kita menyelamatkannya dari perbuatan buruk yang mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)