PALU – Untuk pertama kalinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu menerapkan kebijakan menggelontorkan anggaran pelayanan kebencanaan senilai Rp500 juta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, tahun 2018. Anggaran tersebut dinamai Dana Siaga yang siap pakai kapan saja dalam kondisi kedaruratan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Ini merupakan sebuah kebijakan yang luar biasa dan baru pertama kalinya. Jarang ditemukan di daerah daerah lain,” kata Kepala BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon, Selasa (21/11).
Menurutnya, adanya kebijakan tersebut menunjukkan bahwa Wali Kota Palu memiliki perhatian untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam.
Sebelumnya, lanjut Presly, dana siaga bencana itu berada di Dinas Pendapatan dengan nomenklatur dana tak terduga.
“Dana ini bukan hanya dalam aspek kebencanaan saja tetapi dalam aspek yang cukup luas sesuai dengan kebijakan kondisional dari kepala daerah. Selain ini, terdapat pula dana tak terduga lainnya yang berada di Dinas Pendapatan yang dikelola berbagai OPD,” bebernya.
Presly menambahkan, setiap triwulan, pihaknya melakukan rapat koordinasi tim pengawasan pengelolaan sumber daya alam berpotensi bencana guna menyatukan persepsi dan langkah penanganan.
Karena persoalannya, kata dia, pihaknya selalu terbentur dengan kewenangan. Padahal pada prinsipnya, kewenangan itu adalah kepentingan untuk semua.
“Tapi kalau masing-masing mengedepankan ego sektoral sehingga tidak ada persoalan yang bisa diselesaikan dengan baik,” tambahnya.
Sementara Sekretaris BPBD Kota Palu, Irsan Sidjo mengutarakan, dalam hal kesigapan bencana, pihaknya selalu melakukan pemantauan di daerah-daerah yang dianggap rawan.
”Dua hari lalu, saya bersama sejumlah personil melakukan pengecekan dan mengontrol alat deteksi pergerakan tanah di empat titik. Alat tersebut merupakan bantuan dari UGM yang terpasang di puncak Vatutela,” katanya.
Lebih lanjut dia berharap kepaa masyarakat agar memiliki kesadaran tanggap darurat untuk menghindarkan diri dari bahaya.
“Tanggap darurat bencana harus dimiliki setiap masyarakat, bukan hanya relawan. Karena bencana selalu datang secara tiba-tiba dan di luar dugaan, maka kesiapsiagaan menjadi bagian yang tak kalah penting,” tutupnya. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.