PALU – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpusatakaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, menggelar pemilihan duta baca perpustakaan periode 2024-2025, di kampus UIN Datokarama, Kamis (01/08).

Kegiatan yang dirangkai dengan seminar penguatan budaya literasi di era digital itu mengangkat tema “Penguatan Budaya Literasi Moderasi Beragama dalam Bingkai Kebhinekaan di Tengah Gempuran Teknologi Informasi”.

Dari hasil pemilihan duta baca tersebut, terpilih lima mahasiswa dari beberapa kategori, yaitu kategori duta baca putra terbaik 1, diraih oleh Achmad Gunawan dari Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) dan duta baca putra terbaik II diraih Ahmad Fauzan.

Sementara untuk kategori duta baca putri, terbaik 1 diraih oleh Istifara dan terbaik 2 oleh Harlina. Satu kategori lagi yaitu duta baca berdedikasi diraih oleh Dini Arfayani dari Jurusan Ilmu Perpustakaan, FUAD.

Pemilihan duta baca ini telah melalui tahap penjurian oleh sejumlah tim juri, antara lain Asria, salah satu mantan duta baca di tahun sebelumnya dan Irsan selaku duta baca Sulawesi Tengah.

Kepala UPT Perpusatakaan UIN Datokarama, sekaligus ketua panitia seminar, Rifai, SE., MM, mengatakan, proses seleksi pemilihan duta baca ini telah dimulai pada tanggal 27 Juli lalu.

“Sebelumnya terdapat delegasi peserta dari fakultas sebanyak 48 orang. Setelah dilakukan proses seleksi, yang memenuhi syarat untuk mengikuti kegiatan grand final ada 15 orang. Dan hari ini kita umumkan 5 pemenang, yaitu terbaik satu putra dan putri, terbaik dua putra dan putri dan kategori berdedikasi,” jelas Rifai.

Menurutnya, pemilihan duta baca ini merupakan sebuah kegiatan rutinitas yang sudah dilakukan dalam 2 tahun terakhir.

Kata dia, keberadaan duta baca ini adalah salah satu bagian dari instrumen yang harus dimiliki oleh perpustakaan dan juga yang menjadi penguatan dalam proses akreditasi perguruan tinggi.

“Saya harap kepada adik-adik mahasiswa yang terpilih, agar berkomitmen untuk bekerjasama dengan perpustakaan dalam rangka pengembangan inovasi literasi,” katanya.

Sebab, kata dia, melihat perkembangan digitalisasi hari ini, budaya literasi sudah mulai menurun, buku-buku sudah mulai ditinggalkan.

“Kalau kita tidak melakukan inovasi ini, maka budaya literasi ini akan semakin lama semakin redup,” tekannya. (RIFAY)