PALU- Keberadaan pertamini di Kota Palu dipertanyakan oleh sejumlah warga. Takaran liter dan jatah pertalite didapat dari mana, karena stok BBM Pertalite ready setiap saat, sementara warga sangat kesulitan mendapatkan BBM khususnya pertalite di SPBU.
Risman warga Kelurahan Talise mengatakan, hadirnya pertamini ini atas ijin dari mana. Apakah kerja sama dengan Pertamina atau izin dari Pemerintah Kota Palu.
“Kenapa kalau di Pertamini Pertalite ready selalu. Kalau di Pertamina harus antrean atau biasa tidak antri tetapi stok pertalite habis,” ujar Risman kepada media alkhairaat online Senin (11/7).
Risman mempertanyakan, takaran dari Pertamini, karena literan tidak sama dengan liter di SPBU.
“Saya beli bensin 20 ribu di pertamini, tetapi kenapa bensinku cepat habis. Cuma tiga hari saya pakai sudah standar. Padahal saya jarang keluar naik motor,” ujarnya.
Di tempat terpisah Pengawas SPBU Pramuka Shanty Majid mengatakan, pertamini bukan bagian dari Pertamina. Pertamini tidak bekerja sama dengan Pertamina kecuali pertashop–yang merupakan bagian Pertamina. Pertashop menjual BBM berupa Pertamax.
“Pertamini tidak ada ijinnya, kecuali pertashop. Pertamini itu yang kelola pribadi, seperti yang ada di kios kios-kios. Itu saja takarannya atau liternya tidak disahkan sama Badan Metrologi. Kalau di SPBU tiap tahun pompanya diukur kembali atau ditera oleh Badan Metrologi,” ujar kepala pengawas SPBU di jalan Pramuka Besusu Barat Shanty Majid.
Kabag Perekonomian Kota Palu Muh Fadel mengatakan, Pemerintah Kota Palu tidak pernah memberikan atau mengeluarkan ijin kepada Pertamini.” Pemkot tidak pernah mengeluarkan ijin untuk Pertamini bukan kewenangan kami mengeluarkan ijin itu bisa tanyakan ke Pertamina atau ke Hiswanamigas,” ujar Kabag Perekonomian Kota Palu Muh Fadel.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG