PALU – Dalam sebuah pelatihan jubir Partai Perindo di kantor DPP Perindo Jakarta, Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo memberikan pidato yang menekankan dua aspek penting: “Unity” (Persatuan) dan “Welfare” (Kesejahteraan).

Pidatonya menggambarkan betapa keduanya saling terkait dalam konteks ekonomi politik, di mana bangsa dan kesejahteraan tidak dapat dipisahkan.

“Perindo, melalui simbolik gerobak, telah menjadikannya sebagai brand politik mereka yang mencerminkan komitmen mereka terhadap pengembangan sektor UMKM sebagai fondasi kesejahteraan Indonesia. Sektor UMKM bukan hanya mayoritas dalam penggerak ekonomi nasional, tetapi juga menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia,” ujar Muh Hamdin, Jum’at (1/8).

Ia mengatakan, data Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa sektor UMKM berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,3 persen dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen. Ini adalah faktor penting dalam mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, yang menjadi perhatian utama kalangan milenial.

Hamdin yakin, gagasan Perindo untuk mendorong kesejahteraan melalui sektor UMKM tidak hanya berdampak positif pada ekonomi nasional, tetapi juga menjawab kekhawatiran kalangan milenial terkait bonus demografi di masa depan.

Menurutnya juga, Perindo juga diakui sebagai partai yang kompatibel dengan visi anak-anak muda, seperti yang terungkap dalam survei Litbang Kompas terbaru. Mereka memandang Perindo sebagai partai yang mewakili generasi Milennial dan Zilennial dengan gagasan yang relevan.

Dengan fokus pada persatuan, kesejahteraan, dan pemberdayaan UMKM, Perindo memiliki visi yang terintegrasi dalam membangun persatuan nasional, terutama dalam konteks pemenuhan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi kerakyatan. Ini adalah langkah kongkrit dalam mewujudkan “Unity,” kemanusiaan, dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Reporter: IRMA/Editor: NANANG