PALU – Kepala Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah, Triyono Raharjo, mengabarkan peningkatan yang baik dalam sektor perbankan syariah. Dalam laporannya, nilai aset mencapai Rp2,88 triliun dengan pertumbuhan 19,01 persen year-on-year (yoy), sementara pembiayaan syariah meningkat 22,27 persen yoy menjadi Rp2,58 triliun.

Tak hanya itu, penghimpunan dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 7,64 persen yoy menjadi Rp1,69 triliun.

Sebagai upaya meningkatkan public trust atas penerapan prinsip syariah di bidang perbankan dan mendorong penguatan tata kelola, OJK telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penerapan Tata Kelola Syariah Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. POJK Tata Kelola Syariah BUS UUS ini juga diterbitkan sebagai perwujudan pelaksanaan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027 yang bertujuan untuk mengembangkan perbankan syariah yang sehat, efisien, berintegritas, dan berdaya saing, serta berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional untuk mencapai kemaslahatan masyarakat.

“Melalui penerapan tata kelola syariah secara konsisten di seluruh kegiatan usaha dan operasional bank, diharapkan kepercayaan dan kenyamanan masyarakat terhadap perbankan syariah di Indonesia akan semakin meningkat yang akan memperkuat dan mengembangkan kehadiran industri perbankan syariah di Indonesia,” ujar Kepala OJK Sulteng Triyono Raharjo, pada kegiatan jurnalis update perkembangan sektor jasa keuangan Provinsi Sulteng di Aula Kantor OJK Sulteng, Selasa (19/3).

Sementara, Komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM, pada Januari 2024 posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp15,93 triliun atau tumbuh 15,18 persen yoy dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 3,36 persen atau masih di bawah threshold 5 persen.

Perkembangan IKNB di Sulawesi Tengah posisi Januari 2024 juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,31 triliun meningkat 14,43 persen yoy dengan Non-Performing Financing yang masih terjaga di angka 2,08 persen.

Reporter: IRMA/***
Editor: NANANG