Perayaan HUT RI ala Majelis Dzikir Nuurul Khairaat

oleh -

PALU- Majelis Dzikir Nuurul Khairaat Indonesia melaksanakan syukuran peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 76. Perayaan ini bertempat di kompleks Bukit Thursina Palu Sulawesi Tengah, Selasa 8 Muharram 1443 H (17/08/21).

Pelaksanaan peringatan kemerdekaan berlangsung dengan meriah, dibuka langsung oleh Pimpinan Majelis dzikir Nuurul Khairaat Indonesia, Habib Shaleh Alidrus diawali dengan shalawatan oleh anak-anak suku Daa’ yang menjadi binaan majelis dzikir Nuurul khairaat sendiri.

Shalawatan diiringi dengan alat masuk bambu. Selain itu, grup ini juga menyanyikan lagu-lagu Nasional dengan semangat kemerdekaan, diawali dengan lagu 17 Agustus 1445, maju tak gentar, Indonesia tetap merdeka dan beberapa lagu nasional lainnya. Hal ini tentunya menambah semarak dan riuhnya kegiatan pada malam tersebut.

Turut hadir pada acara tersebut, yakni, Habib Idrus bin Abdillah Al-Jufri, Habib Himyar bin Al Aydrus, Ustadz Mahmud Qasim dari Bitung Sulawesi Utara serta H. Mulyono plt Sekda provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

BACA JUGA :  Di Tengah Ribuan Warga Pagimana, Cagub Sulteng Ahmad Ali Paparkan Program Pendidikan

Sekda Provinsi Sulawesi Tengah, Mulyono mengatakan, kegiatan diadakan oleh Majelis Dzikir Nuurul khairaat Indonesia sangatlah membantu pemerintah, dalam mensosialisasikan gerakan menumbuhkan semangat cinta tanah air.

Mauidoh khasanah pertama dibawakan oleh Ustadz Mahmud Qasim, Abnaul khairaat dari Bitung Sulawesi Utara ini mengatakan, bahwa di era digitalisasi pentingnya belajar ilmu jelas sanad keilmuannya.

“Jangan berguru kepada wahabi dan salafi yang mengajarkan sesuatu menjauhkan dari Rasulullah SAW,” katanya.

Habib Idrus bin Abdillah Al-Jufri dalam mauidoh khasanah kedua, menambahkan, kemerdekaan dibangun Ulama selama ini, tidaklah mudah. Dengan pekikan semangat kalimat “La ilaha illallah”, pejuang kita bisa memerdekakan bangsa Indonesia, yang hanya bermodalkan bambu runcing.

BACA JUGA :  Pemkot Palu Komitmen Tingkatkan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Cucu pendiri Alkhairaat ini juga mengatakan, mari senantiasa menjaga dan menghidupkan Alkhairaat. Sementara pentingnya menjaga toleransi beragama digaungkan selama ini, ternyata pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Al-Jufri, atau dikenal dengan sebutan Guru tua, sudah mengajarkan sebelum bangsa ini merdeka.

Acara ditutup dengan nonton film perjuangan “Janur Kuning”merupakan sebuah film kolosal perjuangan Indonesia diproduksi 1979. Film disutradarai oleh Alam Rengga Surawidjaja ini dibintangi antara lain oleh Kaharuddin Syah, Deddy Sutomo dan Sutopo H.S.

Film ini menceritakan tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam meraih kembali kemerdekaan, yang direbut kembali oleh pasukan sekutu.

Latar belakang diambil adalah di sekitar peristiwa Enam Jam di Yogyakarta. Tokoh-tokoh nyata ditampilkan di sini di antaranya adalah Soeharto, Jenderal Sudirman, dan Amir Murtono. Janur kuning adalah lambang dikenakan para pejuang di lengan sebagai tanda perjuangan kemerdekaan tersebut.

BACA JUGA :  Mulhanan Tombolotutu Yakinkan Warga Kasimbar Pilihan Terbaik Sulteng AA-AKA

Rep: Ikram/***