PALU – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Donggala La Samudia Dalili mengatakan, salah satu penyebab angka stunting tinggi di Donggala, karena kurangnya pola asuh kepada anak-anak oleh orang tua.
“Hal itu diakibatkan pendidikan ibu yang rendah, sehingga saat mengasuh anaknya belum sesuai dengan yang diharapkan seperti pola hidup bersih,” ujar Kadis P2KB, Kamis (16/5) di Desa Bale.
Menurutnya, inovasi program yang dilakukan pemerintah Desa Bale merupakan salah satu upaya pemerintah dalam penurunan angka stunting.
“Kabupaten Donggala memang berdasarkan hasil survei Kesehatan Indonesia (SKI) bahwa angka stunting dari 32,4 persen tahun 2023 naik menjadi 34,1 persen tahun 2024,” kata La Samudia.
Ia mengatakan, Kabupaten Donggala melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) senantiasa melakukan rapat koordinasi untuk mencari langkah-langkah mencegah stunting baik ditingkat kabupaten maupun kecamatan.
“Salah satu upayanya adalah memberikan makanan tambahan kepada anak-anak yang di bawah umur 2 tahun, kemudian pemberian tablet tambah darah kepada anak remaja dan calon pengantin,” ujarnya.
Camat Tanantovea Anwar Pali mengatakan, pada kegiatan ini pihaknya sengaja mengundang seluruh kepala desa yang ada di wilayah Kecamatan Tanantovea. Hal itu dilakukan agar dapat mengambil contoh apa yang sudah dilakukan oleh Desa Bale, dapat diterapkan di desa masing-masing, sehingga stunting dapat menurun di wilayah Donggala.
Reporter: Irma/Editor: Nanang