Penyaluran Bantuan kepada Disabilitas Melebihi Target

oleh -
Kadis Sosial Kota Palu, Susik, di ruang kerjanya. (FOTO: media.alkhairaat.id/Hamid)

PALU – Pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palu, menyatakan, penyaluran bantuan bagi kaum disabilitas berjalan dengan baik setiap tahunnya. Bahkan jumlah bantuan yang disalurkan telah melebihi target.

Kepala Dinsos Kota Palu, Susik, yang ditemui media ini di ruang kerjanya, Selasa (21/11), mengatakan, bantuan bagi anak kaum difabel setiap tahunnya ditarget 90-an jiwa.

“Namun faktanya jumlahnya 200-an lebih pada kategori anak difabel dan orang tua yang lumpuh juga kita bantu,” kata Susik.

Menurutnya, selain dari kas APBD Pemkot Palu, pelampauan target bantuan kepada kaum difabel tersebut karena adanya dukungan dari Kementerian Sosial (Kemensos) setiap tahunnya.

Ia mengakui, kehadiran Kemensos melalui Balai Nipotowe sangatlah membantu dalam memberikan bantuan kepada difabel.

BACA JUGA :  Kabag Organisasi Pemkot Palu Jadi Dosen Tamu di Universitas Diponegoro

“Pokoknya asalkan kita data yang real by name by adress, maka Kemensos RI siap menyalurkan bantuannya,” sebutnya.

Demikian halnya dengan bantuan berupa alat bantu/alat peraga untuk disabilitas, menurutnya juga telah melampaui target yang ditetapkan.

Kata dia, jika mengacu pada ketersediaan anggaran, nilainya hanya sebesar Rp60 juta per tahunnya.

Susik juga mengaku sangat bersyukur selama menahkodai Dinsos Palu karena bisa menjalankan program-program dari Pemkot Palu dengan baik.

BACA JUGA :  Pesta Rakyat Posalia Pandapa Besusu akan Dijadikan Agenda Rutin Setiap Tahun

Meski demikiam, Susik juga mengaku memiliki sedikit kendala, umumnya terkait administrasi.

“Yang namanya bantuan, maka kita harus pastikan sasarannya tepat by name by adress, sebagai proses administrasi yang mutlak dipenuhi dan dilengkapi. Saya tidak mau sasaran atau lokusnya itu tidak jelas sebelum disalurkan,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, sebelum menyalurkan bantuan, pihaknya terlebih dahulu melakukan asesment untuk memastikan apa yang menjadi kebutuhan penerima manfaat.

“Misalnya kaum disabilitas yang akan dibantu itu butuh tongkat atau kursi roda, agar kita tidak keliru dalam penyalurannya. Contohnya si penerima hanya butuh tongkat tapi kita mengirimkan kursi roda, sudah pasti itu tidak akan digunakan yang bersangkutan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Polsek Una-Una Bantu Siswa yang Viral di Medsos karena Perahunya Terbalik

Menurutnya, pentingnya asesmen dilakukan sebelum mengambil tindakan, sebagai upaya untuk memperbaiki pola penyaluran itu sendiri.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay