PALU – Pengurus Wilayah (PW) Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) Sulteng mengaku prihatin dengan kondisi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kota Palu, salah satunya di Pogego yang saat ini sudah penuh.
Ketua PW HPA Sulteng, Dedi Irawan, Rabu (05/09) mengatakan, TPU Pogego seakan tidak terkontrol. Bahkan, kata dia, proses penggalian liang lahat sering mengalami kesulitan, karena terkadang bertemu dengan kuburan orang lain yang ada di sampingnya.
Sementara kata dia, hampir setiap hari ada orang meninggal dan dimakamkan di TPU tersebut. Bahkan, kata dia, ada keluarga yang sangat sulit untuk mencari lahan kosong karena terlihat sudah padat dan amburadul.
“Tidak teratur. Ada kesan Pemkot Palu melalui dinas terkait melakukan pembiaran. Ini harus diantisipasi secepatnya,” kata Dedi.
Setidaknya, lanjut dia, Pemkot Palu melalui dinas terkait dapat belajar dan mencontoh pada daerah lain yang memiliki TPU yang baik dan layak.
“Perlu dicarikan solusi secepatnya. Seluruh eleman masyarakat harus duduk bersama agar TPU yang ada di Kota Palu menjadi sebuah pekuburan yang layak,” terangnya.
Dedi menambahkan, di Kota Palu ada dua TPU, yakni Pogego dan di Talise. Di dua TPU tersebut, tidak hanya masyarakat Kota Palu saja yang dimakamkan, melainkan ada warga dari luar Palu juga terkadang dimakamkan di salah satu TPU tersebut.
“Perlu juga ada TPU alternatif dengan konsep yang baik dan tertata dengan rapi,” imbuhnya. (HADY)