DONGGALA – Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Kabupaten Donggala, Anwar Sado mengharapkan keseriusan pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan kerajinan tenun secara menyeluruh. Bukan saja menyasar pada pengrajin secara langsung, melainkan juga pada generasi muda agar betul-betul  melakukan regenerasi.

Hal tersebut diungkapkan Anwar Sado, di Donggala, Senin (12/6) saat menanggapi terkait adanya kecenderungan jumlah pengrajin tenun Donggala semakin berkurang.

“Melihat kondisi demikian, sudah saatnya pemerintah bersama lembaga terkait mengintervensi langsung pada pembinaan ke generasi muda agar regenerasi lebih cepat. Bahkan kalau perlu dibuka sekolah kejuruan khusus tenun Donggala, bukan hanya dijadikan muatan local,” kata Anwar memberi saran.

Pria 58 tahun itu mengatakan, berdasarkan data di lapangan, di beberapa desa tempat pengrajin di Kecamatan Banawa Tengah, menyebut kurangya generasi muda menekuni kerajinan tenun, umumnya kalau sudah sekolah ke tingkat SMA apalagi kalau sudah kuliah, pemuda tidak ingin lagi menekuni kerajinan itu.

Hal yang sama dikatakan mantan pengrajin tenun Desa Towale, Firma menyampaikan, yang menjadi salah satu masalah saat ini adalah, generasi muda tidak memiliki minat menjadi penenun.

“Ini memang masalah, selain anak-anak sibuk sekolah, ya mereka tidak mau lagi jadi penenun apalagi kalau sudah tinggi sekolahnya. Padahal dulu di Desa Towale, kebanyakan orang bisa dapat biaya sekolah itu hasil penjualan kain tenun Donggala,” kata Firma.

Olehnye Firma mendorong Ketua Dekopin Donggala, untuk mencarikan solusi terbaik, agar anak-anak pengrajin tetap sekolah dan di satu sisi juga tetap meneruskan tradisi tersebut.

Mantan Anggota DPRD Donggala, Anwar Sado menambahkan, diantara solusinya selain harus dibangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khusus tenun, juga ada jaminan dari pemerintah bahwa lulusan sekolah tenun memiliki prospektif yang baik menjamin masa depan.

Menurutnya, solusi itu yang harus dilakukan sekaligus menjadi upaya meningkatkan sumber daya manusia penenun.

“Dalam arti, para pengrajin masa depan memiliki kemampuan pengetahuan lebih bagus sehingga bukan saja mampu terampil dalam membuat kain, tapi juga berkesempatan melakukan pengelolaan manajeman yang baik,” tandasnya.

Reporter : Jamrin AB
Editor : Yamin