KOLAKA – PT PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO), bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou), Ahad (27/11), melaksanakan groundbreaking sebagai tanda dimulainya pengembangan proyek Blok Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Proyek ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (“KNI”). Total paket investasi untuk pabrik HPAL dan tambang diperkirakan mencapai Rp67,5 triliun dan akan melibatkan sekitar 12.000 pekerja konstruksi.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Bupati Kolaka Ahmad Safei serta pihak terkait lainnya.
Eduardo Bartolomeo, selaku Chief Executive Officer Vale, mengatakan, groundbreaking merupakan batu loncatan besar yang memposisikan PT Vale untuk memasok nikel dengan sumber yang berkelanjutan dan bertanggung jawab jauh ke masa depan.
“Kami yakin Indonesia memiliki peran penting dalam mega-tren elektrifikasi dan dekarbonisasi global, dengan potensi untuk menjadi produsen nikel paling berkelanjutan di Asia dengan standar Environmental Social & Governance (ESG) tertinggi. Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perjalanan ini,” kata Eduardo.
Senada dengan itu, Presiden Komisaris PT Vale dan Executive Vice President Base Metals Business Vale, Deshnee Naidoo, mengatakan, Indonesia adalah pemain kunci dalam transisi energi global yang akan memainkan peran integral dalam mengubah masa depan menjadi lebih baik.
“Hari ini kami melihat sekilas masa depan itu, dan kami berharap dapat melanjutkan perjalanan ini bersama-sama dengan mitra kami di Indonesia,” ujarnya.
Di tempat yang sama, CEO PT Vale, Febriany Eddy, mengatakan, pihaknya bangga dapat memulai pengembangan Blok Pomalaa yang akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia untuk mempercepat hilirisasi industri nikel.
“Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan kami dan menandai babak terbaru dalam kontribusi 54 tahun PT Vale untuk Indonesia. Kami tidak akan menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik untuk proyek ini,” katanya.
Hal ini, kata dia, menunjukkan komitmen PT Vale untuk memperluas operasinya secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk manfaat sosial ekonomi pemangku kepentingan lokal dan nasional jauh di masa depan.
Menurut Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt Co, PT Vale dan Huayou akan membangun proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, rendah emisi, dan energi hijau.
“Hal itu untuk berkontribusi pada pembangunan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi,” terangnya.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku terkesan dengan pengelolaan lingkungan PT Vale yang berkelas dunia.
“Proyek PT Vale Pomalaa harus dilanjutkan karena proyek ini membantu membangun ekosistem elektrifikasi Indonesia yang berkelanjutan,” tegasnya.
Dukungan juga datang dari Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi. Ia mengatakan, pihaknya sangat senang dengan proyek yang akan mendukung pengembangan ekonomi hilir industri nikel di daerahnya.
“Ini juga merupakan proyek yang sejalan dengan prioritas ekonomi dan program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon,” katanya.
Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun.
Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik (EV).
Blok HPAL Pomalaa dan produk-produknya diharapkan dapat terus mewujudkan komitmen PT Vale untuk berkontribusi pada inisiatif elektrifikasi dan dekarbonisasi global dan Indonesia. */RIFAY