PALU – Ustadz Haiqal berkesempatan mengisi ceramah malam ke-14 Ramadhan di Masjid Alkhairaat, Jalan SIS Aljufri, Palu Barat, Selasa (04/04).
Di hadapan ratusan jemaah tarwih, Ustadz Haiqal menyampaikan bagaimana besarnya pengampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) kepada hamba-NYA.
“Tidak ada yang bisa menandingi pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala meskipun dikumpulkan sifat pengampun dan pemaaf dari seluruh makhluk ciptaan-NYA di muka bumi ini” kata Ustadz Haiqal.
Kata dia, jika di muka bumi ini ada manusia yang memiliki sifat pemaaf, maka itu baru satu titik dari lautan pemaafnya Allah SWT.
“Jika dikumpulkan semua makhluk Allah di dunia ini yang memiliki sifat pemaaf, maka itu ibarat baru setetes air dari jarum yang dicelupkan di laut. Sedangkan sifat pemaafnya Allah itu ibarat luasnya lautan,” jelasnya.
Ia lalu mengisahkan bagaimana durhakanya Firaun, salah satunya yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan membuat keluarga besar syaitan pada ketakutan.
Syaitan yang ketika itu mengubah wujudnya menjadi seorang manusia, berkata kepada Firaun, bahwa dirinya adalah makhluk Allah yang paling pembangkang, namun tidak pernah berani menyatakan bahwa dia adalah Tuhan, sebagaimana yang dilakukan Firaun.
“Dari kisah ini kita bisa menimbang bagaimana kesalahan yang dilakukan Firaun itu bahkan berada di atas kesalahan syaitan, hingga dihukum oleh Allah dengan ditenggelamkan di Laut Merah, ketika mengejar Nabi Musa Alaihissalam,” tuturnya.
Pada saat itu, tambahnya, Firaun sempat meminta pertolongan kepada Nabi Musa sampai 70 kali, namun tidak digubris oleh Nabi Musa.
Ketika Firaun sudah tenggelam, Allah bertanya kepada Nabi Musa, mengapa ia tidak mau menyelamatkan Firaun.
Allah kemudian mengatakan kepada Nabi Musa, seandainya Firaun itu meminta tolong kepada-NYA, niscaya akan ditolong-NYA.
“Dari kisah itu kita bisa melihat bagaimana pemaafnya Allah, meskipun kepada Firaun yang tidak pernah mau bersujud menyembah-NYA, bahkan mengklaim dirinya sebagai Tuhan,” tutup Ustadz Haiqal.
Reporter : Hamid/Editor : Rifay