BANGGAI- Kendala pengairan di dua desa Kecamatan Lamala,Kabupaten Banggai membuat petani mengandalkan turunnya hujan dilahan persawahan mereka yang luasnya seribu hektar.
Padahal menurut keterangan salah satu petani, jejak saluran irigasi ditempat mereka sudah ada sejak zaman Belanda.
Kondisi pengairan menjadi topik perbincangan antara petani desa dengan Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Yesiah Ery Tamalagi, Selasa (26/9) siang dilahan persawahan tadah hujan.
“Masalah irigasi ini jadi persoalan kami pak. Disini rata-rata tadah hujan. Ada juga yang mengambil air dari saluran yang dibuat tidak beraturan karena mengamankan sawahnya masing-masing. Te tau bagaimana perencanaannya dorang buat lalu. Padahal sejak zaman Belanda saluran irigasi ini sudah ada, dan sumber air juga tersedia disekitar sini, lahan Desa Kota Baru ini 300-an hektar lahan Desa Baruga 700-an hektar,” kata salah satu petani.
“Saya ini sudah pernah baku bantah aampai saya buka baju waktu musrembang 2019, tapi sampai bapak datang kesini tetap begini saja keadaannya,” kata Semuel Boito selaku Kades Baruga.
Pertemuan siang itu tersebut dihadiri kades kades se Kecamatan Lamala bersama Camat Lamala, Muh. Saleh. Pertemuan tersebut merupakan lanjutan dari kunjungan para kades dan Camat Lamala ke Kementrian Pertanian.
Menanggapi hal tersebut, Yesiah Ery Tamalagi mengakui jika persoalan ini tidak segera dicarikan jalan keluarnya, program program Kementrian juga tidak akan maksimal.
“Inilah pentingnya kita melihat langsung dilapangan dan dialog secara terbuka apa adanya agar kondisi obyektif kita tau persis. Makanya waktu kita ketemu di Jakarta saya bilang saya akan datang melihat langsung. Ini sudah menjadi SOP di kementrian sejak Pak Syahrul Yasin Limpo menjadi Menteri Pertanian. Data dan laporan tidak boleh hanya berdasarkan laporan tertulis tapi harus berdasarkan hasil turun lapangan,” jelas Yesiah Ery Tamalagi.
Selain itu Yesiah Ery juga menjelaskan sejumlah program Kementrian Pertanian yang dijalankan saat ini. “Jadi mengatasi masalah pertanian kita semua harus berbagi peran, Kementan, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, teman teman PPL sampai petani, termasuk aparat keamanan. Jadi terima kasih juga kepada pak Danramil dan Babinsa serta aparat kepolisian karena kita semua boleh sharing info hari ini,” kata Yesiah Ery Tamalagi menutup pertemuan.
Sebelum diskusi, Yesiah Ery Tamalagi menyempatkan diri melakukan panen padi ladang bersama petani dan perangkat pemerintah yang hadir. (**/IKRAM)