Pengabdian Sepanjang Waktu

oleh -
Ahsan Mardjudo

Menyebut nama Ahsan Mardjudo, banyak yang mengira jika Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Alkhairaat ini berasal dari suku Jawa karena nama “marga’ yang melekat di belakang namanya itu.

Justru, Ahsan Mardjudo adalah putera asli suku Kaili, anak nelayan asal Desa Kaliburu, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala yang terlahir sebagai anak pertama pada tanggal 27 Juli 1966 silam.

Di lingkungan Alkhairaat, namanya cukup dikenal, apalagi tiga pamannya yang sudah terlebih dahulu berkecimpung dan mengabdikan diri mereka di Perguruan Alkhairaat. Tiga sosok paman yang juga tokoh Alkhairaat itu adalah Dr. Abd. Basyir Mardjudo, Drs. Amrun Mardjudo dan Drs. Amrin Mardjudo.

Tidak heran jika Calon Rektor Universitas Alkhairaat periode 2019-2023 ini juga memiliki catatan panjang karir pengabdian yang membanggakan di lembaga yang didirikan oleh Guru Tua itu.

Ahsan kecil, tepatnya sekitar tahun 1979, sudah diperkenalkan oleh orang tuanya dengan Alkhairaat, di kampung halamannya pesisir Desa Kaliburu. Ahsan mengawali cakrawala kelimuannya dengan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Alkhairaat Kaliburu.

BACA JUGA :  Pasangan BERANI Akhiri Rangkaian Sosialisasi dengan Shalawat

Seiring berjalannya waktu, Ahsan pun menamatkan studi di SDN 1 Kaliburu, Kecamatan Sindue dan langsung merantau ke Kota Donggala untuk melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Donggala.

Tamat 1983 dari SMP Negeri 1 Donggala, Ahsan kembali ke basic keilmuannya dengan duduk kembali di madrasah Alkhairaat, tepatnya di SMA Alkhairaat 1 Palu dan tamat di Tahun 1986.

Dari situlah Ahsan mulai menjajaki dunia kerja dengan mengabdikan diri sebagai tenaga tata usaha di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Pusat Palu, dari Tahun 1986 sampai 1992.

Sebagai anak seorang  nelayan, Ahsan juga memikirkan masa depannya. Sembari bekerja, dirinya memutuskan untuk melanjutkan studi ke Universitas Alkhairaat, mengambil konsentrasi Agrobisnis Perikanan dan menyelesaikan studi Tahun 1994.

BACA JUGA :  Aktivis Agraria Yakinkan Keseriusan Anwar-Reny Memimpin Sulteng

Pada dekade 1990-an, di usia remajanya, Ahsa sudah dipercayakan memegang dua jabatan sekaligus, yakni Kepala Tata Usah Madrasah Aliyah Alkhairaat Pusat, sekaligus Kepala Tata Usaha Fakultas Perikanan.

Pada tahun 1998-1999, sosok yang dikenal berani dan tegas ini, kemudian diamanahkan sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana di Madrasah Aliyah Alkhairaat Pusat Palu.

Tahun 2002-2003, dia kembali dipercayakan sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum di Madrasah Aliyah Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo.

Tak hanya di lingkup sekolah, Ahsan pun menjajaki kemampuan berkecimpung di dunia perguruan tinggi, sampai akhirnya terpilih sebagai Dekan Fakultas Perikanan periode 2004-2008.

Karirnya terus menanjak naik menjadi Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat periode 2011-2015 di kampus tersebut.

BACA JUGA :  Fakultas Ekonomi Unisa Gelar Masa Orientasi dan Pengabdian Masyarakat di Pantai Taipa

Kembali dari studi doktoralnya di Universitas Brawijaya, dia pun diamanahkan menjadi Wakil Rektor Bidang Keuangan, Administrasi dan Personalia, dari Tahun 2015 sampai 2017.

Sejak 2017 hingga saat ini, Dr. Ahsan masih dipercaya memegang jabatan sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik.

Pengalaman kerja diluar institusi juga sudah tidak terhitung lagi dengan prestasi mentereng, antara lain pernah terlibat sebagai tenaga ahli Marine Conservation Area di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua.

Begitupun dalam urusan kepemiluan, Ahsan pernah menjadi pimpinan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah 2003-2004.

Sederet pengalaman kerja yang telah dilakoni, disertai dengan kemampuan akademik yang tidak diragukan lagi, maka wajar jika Ahsan Mardjudo menjadi salah satu kandidat yang layak diperhitungkan pada Pemilu Raya Calon Rektor Universitas Alkhairaat Periode 2019-2023, Kamis (28/03) hari ini. (IWANLAKI)