PARIMO – Pendiri Saka Bahari Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Letnan Satu (Lettu) Laut (P) Muhadi, menjadi salah satu prajurit yang gugur di kapal selam KRI Nanggala-402, saat menjalankan tugas di perairan Utara Bali.
Muhadi merupakan salah satu dari 53 kru KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tengelam saat menjalani latihan rutin, beberapa waktu lalu.
Pembina Saka Bahari Parimo, Aristo, mengatakan, banyak kenangan bersama Muhadi saat ia bertugas menjadi Komandan Pos TNI-AL di Parigi.
“Lettu Muhadi sosok yang baik saat menjalankan tugas di daerah ini,” ungkapnya, Senin (26/04).
Ia menuturkan, di masa tugas 2015 lalu, Muhadi menggagas, sekaligus mendirikan Saka Bahari di bawah naungan Kwarcab Parimo. Saat itu, kata dia, banyak kegiatan kepramukaan yang terlaksana dengan sukses, termasuk membantu Pramuka ikut terlibat dalam kegiatan Pelayaran Nusantara ke-5 yang dilaksanakan TNI-AL yang dikemas dalam kegiatan Sail Tomini pertama.
Ia menceritakan, Muhadi memiliki hobi menggambar karikatur. Kesehariannya di masyarakat, khususnya di lingkungan Saka Bahari, ia dikenal sebagai sosok humoris dan memiliki jiwa sosial tinggi.
“Setiap kegiatan kepramukaan, dirinya sigap merespon seperti memberikan bantuan keamanan demi kelancaran kegiatan. Selain sebagai Danpolas TNI-AL di Parigi, secara pribadi saya memiliki kedekatan emosional dengan beliau,” kenangnya.
Ia mengaku sangat merasa kehilangan sosok Muhadi, setelah mengetahui peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402.
“Ini merupakan kehendak Allah SWT, kami sebagai manusia biasa hanya bisa menerima dengan lapang dada dan mengirimkan doa. Mereka adalah prajurit terbaik dalam menjaga kedaulatan bangsa,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Parimo, Faisan Badja, mengatakan, sosok Lettu Laut (P) Muhadi sangat akrab dan humoris.
“Sebagai pimpinan DPRD sekaligus atas nama masyarakat Parigi Moutong, kami turut berbelasungkawa kepada 53 personel yang menjadi korban tenggelamnya KRI Nanggala-402,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Rifay