PALU – Pendidikan di lingkungan keluarga dipandang penting dalam mengatasi peredaran narkoba di kalangan pelajar.

Sejauh ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Palu bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat telah merencanakan sosialisasi atau kampanye tentang narkoba serta bimbingan khusus terhadap siswa yang sudah terkena narkoba.

“Kami akan mencari dimana sekolahnya dan siswa yang terkena narkoba. Kemudian bersama BNN dan Dinas Kesehatan akan memberikan pemahaman agar mereka lepas dari jeratan narkoba,” ujar Kepala Dikbud Kota Palu, Ansyar Sutiadi, baru-baru ini.

Dia menegaskan, pihaknya tidak menginginkan adanya sekolah yang tidak mengetahui keberadaaan siswanya di saat jam belajar.

“Kita lihat bersama, belum lama ini ada siswa yang ditangkap Satgas K5. Ini juga menjadi dasar penilaian saya kepada kepsek yang bersangkutan, jika sampai tiga kali terulang seperti itu, maka kami akan evaluasi kepsekny,” ujarnya.

Dia menekankan, selama masih dalam jam belajar dan menggunakan seragam sekolah, maka siswa adalah tangung jawab bersama. Lain halnya jika ada hal-hal yang terjadi di luar jam sekolah, maka tanggung jawab bisa diserahkan ke orang tua siswa.

Dia juga telah mengagendakan untuk keliling ke sejumlah sekolah, setiap pukul 07.00 sampai 10.00 Wita.

“Masa tidak bisa . Ada juga namanya guru BK, kepsek dan lainnya, ini pasti bisa mengawasi siswanya. Saya biasa melihat siswa masih banyak menunggu orang tuanya di luar pintu sekolah. Seharusnya kepsek telpon orang tuanya, jangan dulu pulang kalau masih ada murid di sekolah. Jadi yang kita jaga jangan hanya kasus narkoba saja, tetapi ada penculikan anak, pemerkosaan dan lainya, ini semua yang perlu diwasapadai,” ungkapnya.

Dia juga sepakat jika deklarasi anti narkoba sebagaimana yang dilaksanakan di daerah lain, diterapkan di Palu, agar para siswa bisa memahami bahaya narkoba itu.

“Namun yang terpenting selalu saya sampaikan adalah bagaimana pendidikan keluarga ini bisa terlaksana. Sehingga waktu luang anak bisa terpantau,” katanya. (HAMID)