Pencegahan Stunting Melalui Pola Asuh Anak Sejak Dini

oleh -
Ilustrasi stunting. (IST)

PARIGI – 56 lokus Stunting di 12 Kecamatan mendapat penyuluhan dan simulasi pola asuh anak dan remaja serta penyuluhan kesehatan reproduksi. Kegiatan tersebut, dilaksanakan tim Penggerak PKK Kabupaten Parigi Moutong melalui Pokja II dan IV.

Ketua TP PKK Parimo. Hj. Noor Wachidah Prihartini S. Tombolotutu saat memberikan Penyuluhan pertama di Desa Salepae dan Desa Tuladengi Kecamatan Moutong.Ia mengatakan, pencegahan stunting melalui pola asuh anak dan remaja menjadi sangat penting guna menumbuhkembangkan generasi yang sehat dan berkualitas yang diharapkan oleh Bangsa dan Negara.

“Setelah dilakukan simulasi pola asuh anak melalui permainan oleh Dasa Wisma PKK Desa Tuladenggi kini telah memberikan manfaat dan gambaran terhadap keluarga,” jelasnya.

BACA JUGA :  Cegah Narkoba di Lingkungan Kerja, Kejari Poso Jalani Pemeriksaan Urine

Ia menjelaskan, pola asuh orang tua yang suka membentak anak walaupun itu niat untuk menegur, hal seperti itu harus dihilangkan dengan banyak memberikan senyuman kepada mereka. Dengan demikian, dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan juga meningkatkan kualitas keluarga.

“Melalui simulasi tadi, saya harapkan sampai dirumah ada perubahan dalam keluarga kita, yang tadinya banyak membentak anak sekarang banyak senyuman,” harapnya.

Menurtnya, anak yang mempunyai perhatian lebih dari orang tuanya, dipastikan tidak akan nakal dan tumbuh cerdas sesuai harapan keluarga. Sehingga, anak perlu mendapat kasih sayang dari orang tua.

BACA JUGA :  Kemenkumham Sulteng Dorong Hukum Berbasis HAM

“Tolong dijaga anak jangan sampai terjadi kepada kita hal-hal yang tidak diinginkan, karena kedepan anak-anak kita inilah yang akan menggantikan kita,” harapnya.

Sebab, anak yang di harapkan saat ini adalah, anak yang berkualitas dan mempunyai kemampuan tinggi serta keinginan besar.Sehingga, anak tersebut nantinya dengan kecerdasanya bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.Ia menambahkan, hal terpenting adalah mengajarkan pendidikan agama sejak dini, karena menurutnya, agama merupakan pendidikan yang kuat.Sebab, yang lebih berbahaya saat ini adalah narkoba.

“Kita sekarang perang dengan narkoba, kalau dulu perang dengan Jepang dan Belanda dan melawan dengan senjata bambu runcing,” sebutnya.

BACA JUGA :  Sinergi Bea Cukai dan Rupbasan Palu: Memastikan Penanganan Barang Sitaan Berjalan Lancar dan Sesuai Aturan

Ditambahkan, saat ini pihaknya terus melakukan perang memberantas penyalahgunaan narkotika dengan cara menanamkan nilai-nilai agama serta sosialisasi pencegahan terhadap obat haram tersebut. (MAWAN)