SIGI – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah, mengenalkan ciri radikalisme dan terorisme kepada pemuda di Kabupaten Sigi, dalam upaya pencegahan tumbuh dan berkembangnya faham tersebut.
“Terorisme merupakan kejahatan luar biasa, bukan sekedar aksi teror semata, namun kenyataannya tindakan terorisme juga melanggar hak asasi manusia.” kata Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Laut Setyo Pranowo pada Workshop pencegahan radikalisme, terorisme yang dilaksanakan BNPT, di di Aula Ponpes Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo Desa Kotarindau, Kamis (04/08).
BNPT melalui FKPT Sulteng menghadirkan 100 pemuda yang terdiri dari pelajar tingkat SLTA sederajat dan mahasiswa, muslim dan non-muslim, organisasi badan otonomi Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hindu, Budha, Khatolik dan Bala Keselamatan.
Lebih mendalam Kolonel Setyo menyampaikan bahwa, ciri radikalisme dan terorisme meliputi intoleran, fanatik, eksklusif, dan anarkis.
Ia menjelaskan, intoleran yakni tidak menghormati perbedaan yang ada. Kemudian fanatik, yaitu fanatik terhadap pendapat sendiri, dan tidak menghormati atau menerima pendapat orang atau kelompok lain. Eksklusif, di antaranya menutup diri terhadap orang atau kelompok yang berbeda pendapat.
“Sementara anarkis di antaranya, menghalalkan cara-cara kekerasan, serta mengkafirkan kelompok lain yang berbeda pendapat,” ungkapnya.
Lanjutnya, saat ini kelompok radikal-teroris menempatkan komponen pemuda sebagai sasaran dalam penyebaran fahamnya. Penyebaran faham radikal di kalangan pemuda/pelajar, terus digencarkan oleh kelompok radikalisme terorisme, terutama melalui media sosial.
“Inilah yang harus kita waspadai bersama, dengan cara melindungi generasi muda dari bahaya faham radikalisme. Karena itu, sinergisitas semua pemangku kepentingan dan kebijakan sangatlah penting, dengan mengutamakan pencegahan radikalisme dalam segala aspekuntuk keutuhan NKRI,” imbuhnya.
Bupati Sigi Mohamad Irwan yang hadir langsung pada Workshop itu mengatakan, pemuda merupakan komponen yang diharapkan untuk mengisi dan melanjutkan pembangunan di masa mendatang. Sehingga, peningkatan kapasitas pemuda dengan memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme dilakukan secara berkelanjutan sangat penting.
“Pemuda harus dilindungi dari bahaya radikalisme, ini menjadi prioritas dalam penyelenggaraaan pembangunan daerah,” ungkapnya.
Bupati Sigi Mohamad Irwan mengapresiasi BNPT dan FKPT Sulteng, yang telah berkontribusi dalam pembinaan generasi muda lewat berbagai program-program lunak.
Reporter: HADY
Editor: NANANG