PALU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menjalin kerjasama dengan PT Buka Pengadaan Indonesia (anak perusahaan dari Bukalapak), untuk meningkatkan pemberdayaan UMKM yang ada di Sulawesi Tengah. Penandatanganan nota kesepahaman di antara keduanya pun dilaksanakan, di Kantor Bukalapak, Rabu (20/4).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sulawesi Tengah, Rudy Dewanto, mengapresiasi dan bangga atas kerjasama Buka Pengadaan dan Bukalapak. Menuruntnya potensi usaha UMKM Sulawesi Tengah saat ini harus didorong untuk meningkatkan penjualannya melalui Bukalapak, dan juga pemerintah provinsi akan didorong untuk mendukung Bela Pengadaan Produk Nasional melalui Buka Pengadaan Nasional.
“Saya berharap seluruh OPD dapat menindaklanjuti melaksanakan MoU dengan baik sesuai dengan maksud dan tujuan yang diharapkan,” kata Rudy Dewanto.
Direktur Buka Pengadaan Indonesia, Hita Supranjaya menyampaikan, Buka Pengadaan Indonesia sejak awal diluncurkan pada tahun 2016, dimaksudkan untuk membantu dan memberdayakan para pelaku UMKM di Indonesia, di manapun mereka berada.
“Dengan inovasi dan teknologi yang kami tawarkan, sehingga para UMKM dapat naik kelas,” ungkapnya.
Menurutnya, Buka Pengadaan hadir sebagai sebuah solusi business to business (B2B) dan business to government (B2G) yang memanfaatkan teknologi, sehingga para pengguna dapat melakukan proses pengadaan yang lebih mudah, aman, dan juga murah.
Selain itu melalui platform, lebih jauh Direktur Buka Pengadaan menyampaikan rasa bangga dan terhormat, dengan menjadi bagian dari penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, yang bertujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan UMKM melalui peningkatan kapabilitas bisnis dengan penggunaan platform digital.
Selanjutnya Direktur Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan, bahwa Bukalapak hadir di Indonesia sejak tahun 2010 dengan misi dan nilai yang masih mereka bawa hingga saat ini, yaitu memberdayakan para pelaku UMKM dengan inovasi dan teknologi yang mereka tawarkan.
Pada awalnya, layanan Bukalapak hanya sebatas marketplace atau layanan consumer to consumer (C2C), namun sejak tahun 2016 kami mulai melakukan diversifikasi produk dengan mengembangan layanan online to offline (O2O) mereka, Mitra Bukalapak, dan juga e-procurement, Buka Pengadaan.
“Tujuannya masih sama, menaik kelaskan UMKM dengan memperluas pasar dan menambah keuntungan mereka. Hingga kini, sudah ada lebih dari 6,8 juta seller online dengan jumlah pengguna kami yang lebih dari 110 juta,” ujarnya.
Dia mengatakan, semua yang terlibat dalam ekosistem Bukalapak dapat memiliki akses yang sama untuk terhubung dengan pengguna dan sellernya, termasuk para klien atau mitra dari BukaPengadaan.
Selain itu, dalam report Q4 2021 yang baru saja mereka publikasikan, 72 persen transaksi yang terjadi di Bukalapak berasal dari kota di luar kota tier-1. Ini adalah salah satu bukti perwujudan misi Bukalapak dalam mewujudkan ekonomi yang adil bagi semua, tidak hanya di kota besar, tapi dimanapun mereka berada.
“Untuk itu kami menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman antara BukaPengadaan dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, sebagai bentuk manifestasi atas usaha kami dalam membangun perekonomian lokal yang kuat melalui pemberdayaan UMKM,” ungkapnya lagi.
Repoter: Irma
Editor: Nanang