PALU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah ( Sulteng) menggandeng pemerintah Tiongkok dan investor Chansun Group, dalam pengembangan tanaman kedelai di Sulawesi Tengah.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengatakan, bahwa pengembangan lahan tanaman kedelai di Sulawesi Tengah sampai saat ini 4.000 ha. Tetapi untuk potensi lahan untuk tanaman kedelai masih sangat luas, bisa mencapai 30.000 Ha.
“Kedepan dengan adanya kerjasama dengan Pemerintah Tiongkok melalui perusahaan Chansun Group, luas tanam Kedelai akan lebih dimaksimalkan dan produksi bisa ditingkatkan. Jika itu berjalan sesuai dengan rencana, sisa menunggu kesiapan Pemerintah Tiongkok untuk membeli hasil produksi kedelai masyarakat,” ujar gubernur Sulteng Rusdy Mastura dalam rapat digelar Jum’at (23/7).
Yang Zhonglu Wakil Direktur Departemen Penelitian Kedelai Tiongkok, menyampaikan bahwa Pemerintah Tiongkok sangat berterimakasih atas kesediaan Gubernur Sulteng untuk bekerjasama dengan Pemerintah Tiongkok untuk hal ini.
Menurutnya, Pemerintah Tiongkok akan memberikan dukungan bibit dan rekayasa teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi Kedelai.
Pemerintah Tiongkok sendiri, pada tahun 2020 mengimport kedelai mencapai 100,33 Juta Ton, dari berbagai negara. Kedepan kebutuhan import kedelai ke Tiongkok terus meningkat, dan memberikan keuntungan yang sangat tinggi. Maka untuk memenuhi kebutuhkan tersebut Pemerintah Tiongkok akan serius untuk mewujudkan kerjasama ini .
Di akhir pertemuan tersebut, gubernur memintah Pemerintah Tiongkok dan delegasinya datang ke Palu guna menyepakati dalam MoU, agar kerja sama ini dapat cepat dilaksanakan dan masyarakat Sulteng, khususnya petani dapat merasakan dari kerjasama ini.
“Saya akan melakukan dukungan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan akses ke daerah daerah yang memiliki potensi pengembangan pertanian kedelai. Saya juga sudah menandatangani MoU dengan BRI untuk memberikan Fasilitas Kredit Kepada Masyarakat Petani,” ujar Rusdy.
Rep: Irma/Ed: Nanang