Pemkot Palu Tanam 500 Pohon Bambu di Sungai Lambara Tawaeli

oleh -
Kepala Dinas,Lingkungan Hidup Kota Palu, Moh. Arif Lamakarate, melakukan penanaman perdana saat Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati tahun 2024 tingkat Kota Palu, pada Rabu, (22/5) (FOTO : dok Humas Pemkot Palu)

PALU – Pemerintah Kota Palu, diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda, dr. Husaema, secara resmi membuka Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati tahun 2024 tingkat Kota Palu, Rabu (22/5).

Kegiatan yang dipusatkan di Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu ini mengambil tema “Be Part Of Plan” atau “Jadilah Bagian dari Rencana” dan diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu.

Kepala Dinas,Lingkungan Hidup Kota Palu, Moh. Arif Lamakarate, mengungkapkan bahwa dalam Aksi Penanaman Pohon Bambu itu, pihaknya melakukan Penanaman sebanyak 500 pohon bambu di sepanjang Bantaran Sungai Lambara.

“Jarak Tanam Antara satu pohon itu sepanjang 10 meter jadi kalau di kalikan 500 pohon maka akan ada sepanjan 5 KM panjangnya,” ujarnya.

Kata, Moh Arif Lamakarate bahwa kegiatan itu melibatkan Ratusan Personil TNI,Polri,OPD, Lurah,Camat,RT/RW,Tokoh Tokoh masyarakat, dan Padat Karya

“Penanaman Pohon Bambu di Sepanjang Sungai Lambara itu bertujuan untuk Abrasi Sungai Lambara yang hari ini sudah terus melebar,” ujarnya.

Kata Arif, dahulu lebar sungai Lambara itu hanya berkisar 20 hingga 30 meter, tapi kini sudah melebar sudah mencapai 70 meter.

Sementara Asisten II Pemkot Palu, Husaema yang membacakan sambutan tertulis Walikota, menyampaikan bahwa, keanekaragaman hayati umunya dipahami sebagai upaya pelestarian berbagai macam tanaman, hewan, dan mikroorganisme.

Menurutnya, peringatan hari keanekaragaman hayati, dimaksudkan untuk mengingatkan tentang potensi ancaman hilangnya kenakeragaman hayati termaksud kesehatan makhluk hidup.

Sebab, terbukti dengan hilangnya keanekaragaman hayati menyebabkan tersebarnya penyakit zoonosis. Sementara, keberadaan keanekaragaman hayati  merupakan alat dan bahan yang hebat untuk melawan berbagai jenis penyakit.

“Salah satu masalah yang terkait dengan keankeragaman hayati adalah berkurangnya spesies secara signifikan akibat aktivitas manusia, bahkan hilangnya keanekaragaman hayati yang nyata sebagai aset global yang sangat berharga untuk generasi yang akan datang,” kata Husaema.

Oleh karenanya, lanjut asisten, setiap manusia perlu untuk terus menjaga lingkungan sebagai bagian dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati. 

Asisten menjelaskan, Negara Indonesia, dianugrahi kekayaan alam yang luar biasa, bahkan dijuluki mega biodiversity atau negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat besar dan tingkat endemik yang sangat tinggi.

Lebih dari 10 persen keanekaragaman flora dan fauna dimuka bumi, ditemukan di Indonesia, termaksud babi rusa, tarsius, anoa, ribuan spesies burung dan spesies tanaman.

“Hutan kita merupakan rumah bagi 12 persen mamalia dunia, 16 persen reptil dan ampibi, serta 17 persen spesies burung.  Lebih dari 10.000 spesies pohon tercatat tumbuh diseluruh Indonesia, dan masih lebih banyak lagi spesies yang menunggu untuk ditemukan,” ungkapnya

Di samping itu, untuk perairan nusantara luasnya 3,1 juta kilometer persegi menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi atau marine megadiversity, tercatat kita memiliki 700 jenis rumput laut, 450 jenis karang batu, lebih dari 1.500 jenis moluska dan lebih dari 2.000 jenis ikan.

Dia menyatakan, saat ini Kota Palu konsen terhadap penerapan konsep ekonomi hijau. Dalam penerapannya, membutuhkan perubahan paradigma dan gaya hidup yang menghasilkan perasaan adil diantara berbagai kelompok masyarakat, sekaligus memberikan penghematan dan peningkatan daya guna ekonomi dalam kehidupan sehari hari.

Ekomomi hijau dimaksudkan sebagai kemampuan untuk melibatkan masyarakat secara produktif dalam perekonomian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

Hal itu merupakan konsep yang terintegrasi yang utuh dan tidak terpisah pisah dan dapat diimplementasikan sesuai arah pembnagunan kota palu yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment.

“Hal ini tentu memerlukan kerjasama semua pihak untuk menjadikannya bagian dari kehidupan sehari hari, mulai dari  hal hal sederhana yang dapat kita lakukan, misalnya hemat air dan energi serta menanam pohon, seperti yang hari ini akan kita lakukan bersama, penanaman pohon bambu di sepanjang bantaran sungai dan perairan terbuka,” tutupnya.

Reporter : Hamid
Editor : Yamin