PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, mengatakan, Palu merupakan kota yang rawan bencana. Berdasarkan kejadian besar yang dialami tanggal 28 September 2018 silam, 80 persen wilayah Kota Palu masuk dalam zona merah rentan bencana.
Sebenarnya, kata dia, pemerintah sudah menyiapkan program siaga bencana dari tahun 2011, namun penguatan mulai terbangun setelah kejadian 2018.
“Semua itu memberikan hikmah, bahwa kita harus mampu menyiapkan diri untuk lebih mampu menghadapi bencana itu dengan mitigasi bencana. Salah satunya adalah penyiapan dan penguatan Kampung Siaga Bencana (KSB),” katanya saat membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas KSB di Kota Palu, di Aula Kantor Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Rabu (08/06).
Menurutnya, ada lima hal yang harus disiapkan dalam KSB tersebut, yakni logistik, tim penyelamat, dapur umum, hingga trauma healingnya.
Ia bersyukur, dalam perencanaan kegiatan anggaran 2023 mendatang, usulan Kepala Dinas Sosial Kota Palu sudah mencakup beberapa hal tadi, namun harus diberi penguatan.
“Jangan nanti baru ada sesuatu baru buka dapur umum. Begitu buka dapur umum, ternyata tidak ada apa-apa. Mau evakuasi ternyata tidak ada peralatan dan perlengkapan untuk evakuasi. Begitu terjadi, masyarakat bingung mau apa kita. Ini betul-betul harus diperhatikan baik pra maupun pasca bencana,” ungkapnya.
Dia menambahkan, berdasarkan pertemuan terakhir bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan para peneliti, terungkap bahwa kejadian 2018 itu sama seperti di Jepang dan akan terjadi sekitar 30 tahun lagi.
Oleh karena itu, Ia sangat berharap agar KSB betul-betul dapat dibangun dengan baik, dan membangunnya bukan hanya satu tahun tetapi bertahun-tahun.
“Jangan kita pikir aman. Inilah yang disebut siaga. Jadi kita harus betul siaga. Ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh Dinas Sosial, harus ada keterlibatan dari OPD lain,” lanjutnya
Ia berharap mendapatkan progress report dari lurah berkaitan dengan KSB, supaya bisa dipastikan bahwa yang telah direncanakan betul-betul berjalan.
“Selain kegiatan ini harus berjalan dengan baik, parameternya juga harus jelas, dan target pencapaiannya harus jelas,” tegasnya.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kota Palu tersebut diperuntukkan kepada delapan kelurahan seperti Pantoloan, Mamboro, Talise, Besusu Barat, Lere, Balaroa, Duyu, dan Petobo.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay