PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid bersama Wakil Wali Kota, Imelda Liliana Muhidin, memimpin rapat koordinasi evaluasi percepatan penurunan stunting, di Ruang Rapat Bantaya, Kantor Wali Kota Palu, Kamis (04/09).

Rapat tersebut menghadirkan berbagai pihak terkait, mulai dari kepala puskesmas, kader posyandu, camat, lurah, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, hingga Tim Penggerak PKK di seluruh tingkatan.

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menyampaikan bahwa isu stunting menjadi perhatian serius pemerintah kota.

“Beberapa waktu lalu saya mendapat informasi bahwa angka stunting kita naik. Bagi saya, jika kenaikan itu disebabkan oleh updating data, itu justru bagus karena kita berhasil mengidentifikasi masalah. Namun yang bermasalah adalah jika stunting tidak tertangani sehingga tidak terjadi penurunan,” jelasnya.

Lanjut Hadi, penanganan stunting idealnya dilakukan dalam fase tiga bulan, sehingga dalam satu tahun terdapat empat siklus untuk memastikan prevalensi stunting dapat ditekan.

Dirinya meminta peran aktif seluruh pihak, khususnya TP-PKK, dalam mengawal program percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan hingga kelurahan.

“Saya ingin istri lurah mendampingi lurah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Tanggung jawab penurunan stunting di kecamatan berada di tangan ibu-ibu PKK kecamatan, yang harus berkoordinasi dengan puskesmas,” terangnya.

Hadi menilai, TP-PKK memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat sehingga lebih efektif dalam mendeteksi dan menangani permasalahan gizi di keluarga.

Untuk memperkuat hal ini, Dinas Kesehatan Kota Palu diminta memberikan dukungan penuh, termasuk kebutuhan teknis maupun sumber daya.

Di akhir pertemuan, Hadianto menugaskan Wakil Wali Kota, Imelda Liliana Muhidin sebagai koordinator utama memastikan langkah percepatan penurunan stunting di Kota Palu berjalan optimal.

“Saya tidak mau angka stunting naik tanpa sebab yang jelas. Dengan dana dan upaya yang sudah disiapkan, kita harus benar-benar memastikan penanganan berjalan efektif. Pisahkan mana yang stunting dan mana yang gizi buruk, agar langkah penanganan tepat sasaran,” tutupnya. ***