PALU – Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, Hidayat, 90 persen orang yang dirawat di Pondok Perawatan Asrama Haji Transit Palu adalah para pelaku perjalanan.
Hal ini berdasarkan data rapid test yang dilakukan di pintu pintu masuk Kota Palu. Saat ini ada ribuan orang yang setiap hari masuk ke Kota Palu dari enam pintu masuk yang ada.
“Kalau setiap hari ada ribuan orang masuk maka Pemkot tidak akan sanggup me-rapid test semua,” katanya, Selasa (09/06).
Menurutnya, Pemkot sendiri hanya menyediakan 6700 alat rapid test, dan saat ini hanya tersisa 3026 lagi.
Menurutnya, jika semua pelaku perjalanan itu di-rapid test menggunakan stok milik Pemkot, maka hanya dalam hitungan dua hari saja langsung habis.
“Sehingga dengan segala hormat, kami meminta kepada warga yang akan masuk ke Kota Palu harus membawa surat hasil rapid testnya,” ujarnya.
“Fakta Fakta dilapangan dapatkan bahwa saat ini dari hasil repid test pelaku perjalan ada 32 orang yang dirawat di Pondok perawatan itu reaktif, dan 2 orang kita rawat di Anutapura. Sementara 5 orang tak bisa tertampung alias isolasi mandiri,” tutupnya.
Oleh karena itu Pemerintah Kota Palu mengimbau para pelaku perjalanan yang masuk wilayah Kota Palu, semua harus tetap membawa surat keterangan hasil rapid test dari daerah asal keberangkatannya.
Lanjut dia, dari fakta-fakta di lapangan, didapatkan bahwa rapid test 32 pelaku perjalan yang dirawat di pondok perawatan, hasilnya reaktif.
“Dua orang kita rawat di Anutapura dan 5 orang tak bisa tertampung alias isolasi mandiri. Sehingga itulah kita segera membuka pondok perawatan Covid-19 di Pantoloan,” tutupnya. (HAMID)