PALU – Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta bersama rombongan melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Institut Pertanian Bogor (IPB), pekan lalu. Kunjungan tersebut merupakan rangkiaian kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian untuk mengembangkan bidang pertanian dan peternakan di Kabupaten Sigi.
Bupati mengatakan, dalam mengembangkan bidang peternakan, langkah awal yang akan dilakukan adalah menyiapkan tempat dan melatih para peternak yang sebelumnya hanya menggunakan cara tradisional.
“Melalui Sekolah Peternak Rakyat (SPR) di IPB ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan peternakan di Kabupaten Sigi. SPR dapat dilaksanakan persatu desa atau kecamatan dengan 1000 ekor ternak di satu titik untuk menjadi kawasan pengembangan peternakan,” ujarnya.
Sementara untuk bidang pertanian, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi telah membuat Peraturan Daerah (Perda) Koperasi berbasis pertanian, menyusul luasnya areal pertanian seperti padi, kopi, coklat dan jagung di daerah tersebut.
“Namun yang menjadi masalah adalah sulitnya petani mendapatkan pupuk dan bibit serta obat-obatan, sehingga harus diadakan koperasi berbasis pertanian. Semoga hal ini dapat terlaksana dan berjalan dengan baik sesuai dengan harapan,” terang Bupati.
Di tempat terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Sigi, Paulina menjadi pemateri pada kegiatan Diskusi Publik Optimalisasi dan Revitalisasi Kabupaten Daerah Tertinggal Melalui Pengembangan Potensi Lokal, di kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Jogyakarta.
Kegiatan tersebut dirangkai penandatanganan MoU antara Pemkab/Pemkot dengan UGM dalam hal pendidikan, pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan itu sendiri membahas berbagai aspek, yaitu kesehatan lingkungan, pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, sumber daya hayati.
“Yang menjadi kendala, khususnya daerah terpencil adalah akses. Sulitnya akses menuju suatu tempat secara langsung memperlambat kegiatan pembangunan di daerah, sehingga infrastrukur menjadi hal yang perlu diperhatikan,” kata Paulina.
Selain pemerintah daerah, kegiatan itu turut dihadiri Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDT), Pusat Studi Agroekologi UGM sebagai fasilitator diskusi public dan PT Mustika Tama Group sebagai pembicara seputar kebutuhan bahan baku pabrik dan CSR. (HADY)