SIGI- Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi meminta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), untuk memperkuat relevansi strategi implementasi program, termasuk mekanisme kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan.
Hal itu disampaikan oleh Asisten II Iskandar Nongtji dalam sambutannya, mewakili Bupati Sigi Mohamad Irwan pada lokakarya internalisasi dan konsolidasi FPRB yang didukung oleh Yayasan Pusaka, di Aulo Kantor Bupati Sigi, Sabtu (10/04).
“Pasca gempa bumi, pemerintah daerah sedang bergiat dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi, serta terus melakukan rekonstruksi dan terus melakukan upaya-upaya penguatan kesiapsiagaan, penguatan risiko bencana berbasis masyarakat,” kata Iskandar Nongtji.
Ia menambahkan, sebagai langkah lebih lanjut dari penguatan risiko bencana tersebut, pemerintah daerah bersama FPRB melaksanakan internalisasi dan konsolidasi penguatan managemen risiko bencana.
“Oleh karena itu seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait ini dapat menguatkan relevansi strategi implementasi program termasuk mekanisme kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Ia berharap, adanya gambaran terkait tujuan, strategi, pendekatan dan keluaran program serta masukan terkait program akan dilaksanakan.
Iskandar Nongtji menyampaikan beberapa pesan Bupati Sigi diantaranya, pertama hal paling utama adalah pelaksanaan di lapangan bukan hanya membuat aturan.
Kedua, kebijakan pengurangan risiko bencana terintegrasi dari hulu ke hilir. Ketiga, penyelenggaraan manajemen tanggat darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi serta peringatan dini dilakukan secara cepat dan akurat. Keempat, gunakan dan manfaatkan anggaran penanggulangan bencana secara optimal.
“Jangan takut bila sesuai aturan dengan kata lain, pelajari, pahami dan implementasikan peratuuran perundang-undangan kebencanaan dalam pelaksanaan anggaran penanggulan bencana,” pesan Bupati Sigi.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Sigi, Saiful Taslim mengatakan lokakarya dilaksanakan untuk membahas lebih detail, upaya pengurangan risiko bencana. Mengingat wilayah Sigi dengan risiko tinggi untuk tujuh jenis ancaman bencana, dan sekarang Sigi sedang dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayahnya.
“Untuk mencapai hal ini tentunya dibutuhkan pengarusutamaan program-program pengurangan risiko bencana l, melalui program ketangguhan bencana yang disusun dan didanai oleh Caritas Swiss dan konsorsium sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi,” sebutnya.
Ditambahkan pula, melalui kegiatan internalisasi dan konsolidasi dipilih oleh FPRB Sigi, sebagai langkah awal dalam rangkaian aktivitas FPRB Sigi dengan tujuan membenahi internal lembaga dahulu sebelum mengambil langkah strategis ke depannya. (Ikram/***)