SIGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi menggelar rapat koordinasi (rakor) lintas sektor pengendalian schistosomiasis bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, di aula Kantor Bupati Sigi, Rabu (02/06).
Schistosomiasis atau demam keong merupakan jenis penyakit tropis terabaikan yang masuk dalam salah satu target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s).
Di Sulawesi Tengah sendiri, penyakit ini hanya ditemukan endemik di beberapa desa yang tersebar di Kabupaten Sigi (dataran Lindu) dan Kabupaten Poso (dataran tinggi Bada).
Rencananya pada tahun 2021 ini, Balitbang Kesehatan Donggala, Kementerian Kesehatan akan menerapkan model pengendalian schistosomiasis yang telah diterapkan di daerah Bada, Poso, yang dalam penerapannya telah berhasil menurunkan jumlah kasus, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat di sejumlah desa sasaran.
Bupati Sigi dalam arahannya, menyampaikan, salah satu unsur penting dalam pelaksanaannya nanti adalah keterlibatan dan kerja sama lintas sektoral dari semua instansi/pihak yang terkait, termasuk di dalamnya tokoh adat/tokoh masyarakat.
Hal ini sejalan dengan konsep lima pilar pengendalian schistosomiasis itu sendiri, yaitu, kolaborasi lintas sektor, di samping empat pilar lainnya yaitu one health, kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, keterpaduan upaya pusat dan daerah, pemberdayaan masyarakat dan desa, serta berbasis spasial.
“Dengan model pengendalian ini bisa diterapkan di Sigi khususnya di wilayah Lindu, nantinya pelaksanaan juga didukung dengan dukungan anggaran dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, mengingat APBD Kabupaten Sigi yang terbatas di tengah kondisi pandemi saat ini,” harapnya.
Hadir juga pada kesempatan itu, Ketua DPRD Kabupaten Sigi Moh Rizal Intjenae, Kepala Balitbang Kesehatan Donggala, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tugiran, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Plt.Camat Lindu, serta perwakilan sejumlah OPD terkait lainnya.
Reporter : Hady
Editor : Rifay