PARIMO – Menjelang bulan suci Ramadhan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar rapat evaluasi pengendalian harga Kebutuhan Pokok (Bapok).
Rapat evaluasi menghadirkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Di antaranya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Bagian Perekonomian.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati (Wabup) Parimo, Badrun Nggai mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi tersebut, harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional Parimo belum menunjukan peningkatan. Sehingga, dalam waktu beberapa hari kedepan atau hingga memasuki Ramadhan, dipastikan ketersediaan stok di pasaran masih dalam kondisi aman.
“Harga masih stabil, artinya stok juga dalam kondisi tersedia. Dan diharapkan ini akan terus bertahan, agar harga bisa terkendali,” katanya.
Meski demikian, Wabup menyampaikan, harga minyak goreng masih sulit di kendalikan. Karena persoalan yang sama juga terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
Ia menjelaskan, harga minyak goreng kemasan usai pencabutan kebijakan subsidi kembali meningkat.
Lanjut Badrun, sementara harga minyak goreng curah, yang dijual di pasaran bisa ditetapkan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai keputusan pemerintah pusat, yakni Rp14 ribu per kilogram.
“Sama halnya dengan harga gas elpiji 3 kilogram, saat ini dijual dengan harga tinggi. Tetapi bukan ditingkat pangkalan, hanya di pengecer. Makanya akan kembali diterbitkan,” jelasnya.
Kata dia, Pemkab juga telah membahas pelaksanaan operasi pasar di 23 kecamatan, yang secara rutin digelar selama bulan suci Ramadhan. Namun, pihaknya belum menentukan jadwal pelaksanaanya, karena harus melalui evaluasi harga kembali.
Apalagi, tujuan pelaksanaan operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga di pasaran, yang secara tiba-tiba meningkat dan sulit dikendalikan.
“Kita akan melakukan evaluasi dulu, baru tentukan jadwal. Kalau harga masih stabil, operasi pasar ditunda dulu. Karena dampaknya bisa dirasakan pedagang, kalau harga operasi pasar sama dengan harga di pasar tradisional,” terangnya.
Kepala Disperindag Parimo, Muhammad Yasir menuturkan, sesuai pantauan pihaknya kenaikan harga hanya terjadi pada komoditas tertentu, seperti bawang merah, bawang putih dan berbagai jenis cabai.
Kemudian, kenaikan juga terjadi pada harga daging ayam dan sapi. Namun, pihaknya menjamin kenaikan itu tidak secara signifikan seperti di tahun sebelumnya, ketika jelang bulan suci Ramadhan tiba.
“Memang agak berbeda dengan tahun sebelumnya. Kalau bisanya jelang Ramadhan naik, tahun ini malah tidak begitu tinggi kenaikan, ucapnya.
Dirinya memastikan, akan terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi dan mengendalikan harga pokok di pasar tradisional, serta menjaga ketersediaan stok.
“Kami melakukan ini untuk menentukan kapan dilaksanakan operasi pasar, untuk mengendalikan kenaikan harga,” pungkasnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin