PARIMO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mendukung pencanangan Kampung Literasi sebagai sarana untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kampung Literasi sebagai Wadah yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat desa dalam rangka meningkatkan pengetahuan.
Wakil Bupati Parimo, Badrun Nggai mengatakan, pendidikan literasi dalam kehidupan bermasyarakat perlu didorong, salah satunya meningkatkan minat baca tulis di kalangan anak, Sebab akhir-akhir ini minat baca tulis sudah mulai terkikis yang dipengaruhi berbagai faktor.
“Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan bantuan para pihak dalam rangka peningkatan pengetahuan masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, karena kelak mereka menjadi generasi penerus,” ucap Wabup saat pencanangan Kampung Literasi, di Desa Pelawa, Kecamatan Parigi Tengah, Jum’at (29/10).
Ia menjelaskan, pendidikan non formal itu juga penting. Kegiatan seperti ini dimaksudkan untuk mengajak orang ke arah yang lebih positif, sekaligus meminimalisir risiko-risiko buta aksara.
Kehadiran kampung literasi kata dia, dapat menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan dengan berbagai kegiatan yang bernuansa edukatif, untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki enam komponen literasi dasar yakni, literasi baca tulis, numerasi, sains, digital dan finansial serta literasi kewargaan.
“Pemerintah kabupaten sangat mendukung kegiatan seperti ini, dan kami berharap lewat kampung literasi dapat memberikan kemudahan layanan informasi, selain itu bukan hanya pandai berbahasa Indonesia tetapi juga memiliki kepekaan menjaga kelestarian kebudayaan lokal,” katanya.
Ketua taman baca “Sou Mpelava” Syilvia Muslimah mengatakan, sebagai mana program Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan, Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kampung literasi bertujuan untuk mengembangkan literasi masyarakat.
Guna mewujudkan SDM unggul, pihaknya ke depan lebih menggalakan literasi kebudayaan dan kewargaan sebagai program jangka menengah lima tahun ke depan, sebagai mana yang telah di syaratkan Kemendikbudristek.
“Rangkaian kegiatan yang kami laksanakan memiliki sejumlah aktivis yang mencakup enam literasi dasar, mulai dari lomba seni dan budaya diskusi hingga pemberdayaan,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin