SIGI – Pemerintah Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) melalui Posko Relawan Sulteng-Yogya membantu pembangunan sekolah darurat Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat di Desa Baluase, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.

Pembangunan itu merupakan bagian dari proses rehabilitasi pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, 28 September 2018 lalu.

Ketua Posko Peduli Sulteng-Yogya, Hendrawan kepada Media Alkhairaat, pekan lalu, mengatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubowono X meminta kepada jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogya, agar melakukan perencanaan berbagai agenda pembangunan sekolah- sekolah darurat, bangunan MCK, serta fasilitas bantuan logistik lainnya.

“Saya berkoordinasi dengan Bappeda DIY mengenai bantuan dari Pemda dan masyarakatnya. Perkembangannya kami laporkan secara berkala,” ungkap Hendrawan.

Pembangunan sekolah darurat itu kata dia, lebih menyasar ke sekolah swasta, karena bangunan sekolah negeri sudah ditangani oleh pemerintah. Usai membangun MTs Alkhairaat Baluase, pembangunan mereka akan bergeser lagi ke Kulawi, Napu, dan daerah-daerah lain di tiga daerah terdampak bencana.

Selain itu, relawan Sulteng-Jogya telah mendistribusikan logistic dan sembako kepada warga terdampak bencana, dan ikut mendata kerusakan bangunan sekolah khususnya swasta.

Untuk mempercepat proses pendataan dan penyaluran logistik, pihaknya telah mendapatkan bantuan kenderaan roda empat dan roda dua dari masyarakat di Palu, untuk memasuki wilayah terisolir di Kecamatan Kulawi.

Relawan akan melakukan pendataan berbagai bangunan sekolah dan fasilitas kesehatan untuk dilaporkan Bappeda DIY, agar secepatnya dilakukan perencanaan pembangunannya. Yang pasti aksi sosial mereka ini diketahui oleh Pemprov Sulteng, pemerintah setempat dan masyarakat terdampak bencana.

Koordinator Lapangan untuk Palu, Sigi, dan Donggala, Faisal mengatakan pihaknya telah  membangun MCK dan sekolah darurat di beberapa lokasi, seperti di Desa Baluase dan Desa Balongga di Kecamatan Dolo Selatan.

“Responnya masyarakat Yogya sangat luar biasa. Bantuan logistic mereka telah mencapai  10 ton,” ujarnya.

Pria disapa Bongki itu menyatakan Pemda Yogyakarta melalui Gubernur, Sri Sultan Hamengkubwoono X, memberikan perhatian besar kepada Sulteng, karena mereka belajar dari pengalaman bencana sebelumnya, yang pernah melanda beberapa wilayah di Indonesia.

“Sri Sultan menelpon langsung ke Pak Longki, menanyakan kondisi Sulteng, karena pengalaman beliau di Aceh. Dan memerintahkan abdi dalemnya turun ke sini,” tutur Bongki.

Dukungan lainnya dimana, Gubernur Sri Sultan terus melakukan pemantauan kondisi di Sulteng melalui para relawan, yang melaporkan perkembangan terkini untuk penyaluran bantuan dari Pemda DIY dan masyarakatnya.

“Kami sedang menunggu kiriman bantuan alat penyulingan air langsung minum,” jelasnya.

Gabungan relawan Sulteng-Jogya merupakan mahasiswa asal Sulteng yang sedang menimba ilmu di Jogyakarta dengan koordinator di Sulteng, Janeska Mahardika. (FAUZI)