DONGGALA – Pemerintah Kabupaten Donggala (Pemkab) melaksanakan seminar kajian tektonik dan penelitian geologi struktur zona patahan Palu-Koro pascabencana gempa bumi tsunami dan likuifaksi 2018 di Sulawesi Tengah, Kamis (08/10).

Kegiatan yang mengangkat tema “Implikasinya Terhadap Program Mitigasi Bencana dan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala dan Sekitarnya” itu merupakan kerja sama antara Pemkab Donggala dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Adapun narasumbernya adalah dari LP2M Universitas Hasanudin Makassar, Adi Maulana, Asri Jaya dan Abdul Masyahoro melalui zoom meeting.

Sementara peserta seminar dari instansi terkait di lingkup Pemkab Donggala, camat, lurah dan kepala desa Se-Kecamatan Banawa.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Donggala, Ardin. T Taiyeb, menyampaikan, tujuan dari kegiatan itu adalah untuk menjadi bahan masukan dan informasi dasar bagi Pemkab Donggala dan daerah sekitarnya.

“Di samping itu kajian ini menjadi bahan  atau referensi dalam upaya revisi tata ruang di Kabupaten Donggala dan wilayah yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami,” jelas Ardin.

Ia menambahkan, tempat mengambil sampel yang menjadi lokus kegiatan kajian yaitu sebanyak 70 titik yang tersebar di 11 kecamatan, yaitu Banawa, Tanantovea, Labuan, Sindue, Sindue Tobata, Sindue Tombusabora, Sirenja dan Balaesang, Balaesang Tanjung, Dampelas serta Sojol.

Pada kesempatan itu, Bupati Donggala, Kasman Lassa sempat menceritakan sejarah kebencanaan yang terjadi di Kabupaten Donggala khususnya gempa bumi dan tsunami.

Kata dia, pada saat terjadinya bencana ada beberapa daerah yang dihempas tsunami, hampir seluruhnya merupakan kejadian di masa lalu dan terulang kembali di masa kini.

“Semoga dengan hasil seminar ini menjadi rujukan bagi organisasi perangkat daerah teknis dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pembangunan tanggap bencana,” kata Kasman.

Reporter : Jamrin AB

Editor : Rifay