Pemkab Balut Serahkan Telur Burung Maleo ke Maleo Conservation Center DSLNG

oleh -
Bupati Balut, Sofyan Kaepa, menyerahkan telur burung maleo kepada pihak Maleo Conservation Center DSLNG, didampingi para tokoh adat (FOTO: media.alkhairaat.id/Iker)

BALUT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai Laut (Balut) menyerahkan secara simbolis telur burung maleo kepada pihak Maleo Conservation Center PT Donggi Senoro LNG pada malam penutupan Festival Tumbe 2022, Ahad (04/12), di Taman Kota Banggai.

Penyerahan dari perangkat adat Balut ke pemkab, lalu dari pemkab ke Maleo Center adalah upaya bersama untuk melestarikan burung maleo. Telur burung maleo tersebut akan diupayakan untuk ditetaskan menggunakan teknologi inkubator di Maleo Center Donggi Senoro LNG.

Bupati Balut, Sofyan Kaepa, mengatakan, bahwa telur burung maleo itu tidak dimakan, melainkan diserahkan kepada pihak LNG.

“Tentunya kita orang Banggai tidak ingin dibilang ikut mematikan burung maleo. Jadi hari ini saya terima, kemudian saya serahkan kepada pihak LNG,” terang Sofyan.

BACA JUGA :  Muhammad Fakhri Fadlurrahman Resmi Daftar Caketum HIPMI Sulteng

Koordinator Event Daerah Wilayah II Direktorat Event Daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Diana Indriati mengapresiasi tiga Banggai bersaudara atas kolaborasi yang baik dalam melestarikan budaya dan membangkitkan kembali, serta meningkatkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di daerahnya.

“Untuk itu kami mendorong kepada para penyelenggara event untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholder agar semakin inovatif dan kreatif untuk menjadi event yang berkelanjutan dan mampu menciptakan motif layer effect yang positif bagi industri pariwisata di tiga kabupaten banggai bersaudara,” ujar Diana.

BACA JUGA :  Mantan Bendahara MIT Dukung Program Deradikalisasi di Poso

Diana berharap, Banggai Bersaudara dapat maju ke depan, lebih baik lagi dan dapat mengembangkan diri serta mengenali potensi-potensi yang ada, untuk menjadi destinasi pariwisata dan pariwisata unggulan di Indonesia yang mempunyai daya tarik yang kuat dan khas.

“Seperti pada Festival Tumbe 2022 ini, mengangkat suatu tradisi adat masyarakat menjadi daya tarik wisata, perlu kepekaan dan kreatifitas untuk bisa mengemasnya tanpa merusak tatanan adat,” katanya.

Ia juga ingin mengimbau kepada Dinas Pariwisata agar menyadari hakikat tujuan penyelenggaraan event pariwisata ini, yakni untuk menarik minat dan mendatangkan wisatawan, bukan hanya sekadar seremonial saja.

BACA JUGA :  Polres Morowali Ungkap Dua Kasus Narkotika

Reporter : Iker
Editor : Rifay