PALU – Pemilik kendaraan roda empat antusiasi mendaftarkan kendaraannya di gera-gerai atau booth offline yang disiapkan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palu.
Para pemilik kendaraan tersebut mendaftar dalam Program Subsidi Tepat agar bisa menikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, baik solar maupun pertalite.
Mereka yang mendaftar tersebut rata-rata belum memahami pendaftaran melalui aplikasi, sehingga memilih ke SPBU agar dibantu oleh petugas yang telah disiapkan.
Terdapat 10 SPBU di Kota Palu yang menyediakan booth offline, yakni SPBU 7494102 Mamboro, SPBU 7374108 Jalan Soekarno-Hatta, SPBU 7494101 Jalan Pramuka, SPBU 7494127 Jalan Ki Hajar, SPBU 7494207 Jalan Dewi Sartika, SPBU 7494205 Jalan Diponegoro, SPBU 7494209 Tavanjuka, SPBU 7494105 Jalan RE Martadinata, SPBU 7494109 Talise dan SPBU 7494206 Boyaoge.
Muh Nasir Yunus, salah satu pemilik minibus Avanza, saat ditemui di SPBU Jalan Diponegoro, Palu Barat, Sabtu (30/07), mengatakan, ia mendaftarkan kendaraan dengan dibantu oleh petugas di SPBU.
“Kami dapat informasi dan diarahkan oleh petugas SPBU bahwa ada pendaftaran di sini, dan tidak dipungut biaya,” kata Nasir.
Ia berharap, setelah nanti terverifikasi, maka barcode yang diterima bisa digunakan saat program subsidi tepat sasaran itu diimplementasikan.
“Harapan kami dengan adanya pendataan ini, bisa mempermudah kami mengisi BBM dan tidak dipersulit lagi dengan antrean yang begitu panjang hingga memakan waktu berjam-jam. Saya sering antre satu jam sampai satu jam lebih, banyak waktu yang tersita,” katanya.
Salah satu sopir truk yang antre solar di SPBU Diponegoro, Mulyadi, mengatakan, sambil antre BBM, ia juga menyempatkan diri untuk mendaftarkan kendaraannya.
“Saya dapat informasi dari teman-teman yang antre. Katanya kalau kita tidak daftar memang dari sekarang, nantinya kita tidak dapat jatah solar lagi dan harus mengisi mobil dengan BBM yang lebih mahal,” kata sopir logistik antar provinsi itu.
Ia mengaku sudah memperoleh banyak informasi terkait Program Subsidi Tepat dari Pertamina itu. Ia juga sudah mengetahui bahwa dengan program ini, mereka tidak perlu khawatir harus membayar melalui aplikasi, melainkan bisa dengan cara cash atau tunai. Meski demikian, ia baru tahu bahwa pendaftaran bisa dilakukan di smartphone, melalui aplikasi MyPertamina.
Ia mengatakan, dalam satu hari, ia biasa mengisi 200 liter solar, mengingat mobilitas yang tinggi karena harus menempuh jarak ratusan kilometer.
“Saya dengar juga, kalau aturan ini sudah ditetapkan, truk yang seperti kami ini bisa mengisi 200 liter solar dalam satu hari,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Communication and Relations, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Muhammad Iqbal Hidayatulloh, mengatakan, untuk wilayah Sulteng, pendaftaran kendaraan roda empat telah dibuka sejak tanggal 11 Juli 2022.
Kata dia, per tanggal 29 Juli kemarin, jumlah kendaraan yang terdaftar sudah lebih dari 1.600 roda empat. Jumlah ini paling banyak di Kota Palu.
Ia mengajak masyarakat, khususnya pengguna kendaraan roda empat yang memakai BBM solar dan pertalite agar bisa mendaftarkan kendaraannya melalui website subsiditepat.mypertamina.id
“Ini juga untuk meluruskan informasi yang simpang siur di masyarakat bahwa pendaftarannya hanya melalui aplikasi MyPertamina, padahal bisa juga melalui website. Bahkan kami bersama dengan pihak SPBU membuka gerai pendaftaran di 10 titik SPBU yang ada di Kota Palu, salah satunya di SPBU Jalan Diponegoro ini,” kata Iqbal.
Lebih lanjut ia mengatakan, program ini hadir, salah satunya karena adanya penyelewengan BBM subsidi yang marak terjadi.
“Karena setelah implementasi, sebagaimana aturan BPH migas, untuk solar maksimal per hari 60 liter. Jadi ketika yang besangkutan sudah mengisi 40 liter di SPBU A, maka ketika ia mengisi lagi di SPBU lain, otomatis hanya bisa mengisi tambahan 20 liter lagi, tidak bisa lebih. Itulah yang kita katakan bisa memastikan bahwa kuota yang disediakan itu tepat sasaran,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sesuai aturan BPH Migas, kendaraan roda empat pribadi maksimal bisa mengisi BBM subsidi sebanyak 60 liter, kendaraan roda empat atau lebih angkutan barang maksimal 80 liter dan kendaraan lebih dari roda empat dan di bawah roda enam maksimal 200 liter per hari.
Pihaknya juga akan memastikan ketersediaan infrastruktur pendukung, mengingat program tersebut berbasis internet. Sejauh ini, kata dia, di Sulawesi sendiri sudah 97 persen SPBU yang terdigitalisasi.
“Memang masih ada beberapa daerah yang secara kewilayahan jaringan internetnya belum sampai. Makanya program ini nantinya kita buat bertahap, menyesuaikan dengan wilayah yang sudah siap, secara pararel ketika sudah tentunya menunggu implementasinya jalan, kita juga sudah menyiapkan semua infrastruktur kerja sama dengan pihak ketiga,” ujarnya.
Pihaknya berharap, program ini bisa terimplementasi Tahun 2022 ini. Namun untuk bulannya belum bisa dipastikan karena masih menunggu arahan dari pusat. (RIFAY)