Pemerintah Disarankan Bangun Pusat Studi Bencana di Palu

oleh -
Andika

PALU – Pemerintah Pusat disarankan membangun Pusat Studi Bencana Geologis (PSBG) di Kota Palu, mengingat daerah ini memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana geologis seperti gempa bumi, tsunami, likuifaksi, penurunan permukaan, tanah longsor dan banjir.

“Mengatasi bencana alam hanya dua, kita mengulang kepanikan dan ketakutan yang sama, atau belajar mitigasi dan mengantisipasinya di masa depan. Solusi yang paling tepat adalah mendirikan Pusat Studi Nasional Bencana Geologis di sini,” ujar Sekretaris Jenderal Pasigala Center, Andika, di Palu, Senin (28/01).

Kata Andika, dalam rekaman sejarah, kurang dari 100 tahun sejak tahun 1927 hingga 2018, Sulteng telah 11 kali diguncang gempa bumi bermagnitudo tinggi dan tiga kali dilanda tsunami. Frekuensi bencana geologis tinggi seperti itu, menurutnya harus menjadi peringatan bagi negara untuk belajar banyak hal berkaitan dengan soal-soal mitigasi.

BACA JUGA :  Puluhan Jemaah Umroh yang Diberangkatkan Ahmad Ali Tiba di Palu

Baginya, proses belajar bencana geologis tidak bisa sekadar tiba masa tiba akal. Maka dari itu, pemerintah pusat perlu memikirkan PSBG yang berkedudukan di Kota Palu. PSBG itu meliputi fungsi, menyusun modul hidup pelatihan kebencanaan, penelitian kebijakan kebencanaan, strategi mitigasi, juga berfungsi memberikan masukan dan nasehat pada negara berkaitan dengan penanggulangan bencana alam.

Apalagi kata Andika, data Bank Dunia menyebutkan bahwa lebih dari 110 juta penduduk tinggal di sekitar 60 kota, sebagian besar terletak di dekat laut yang rentan terhadap bahaya seperti gempa bumi, banjir dan penyakit menular.

BACA JUGA :  JPU Ajukan Kasasi Kasus Korupsi Mantan Rektor Untad Palu Basir Cyio

Kepadatan penduduk yang tinggi serta perkembangan kota-kota besar yang terlalu cepat telah meningkatkan kerentanan penduduk terhadap bencana berskala besar.

“Bangkit dari bencana dan membangun kerangka mitigasi itu kuncinya cuma satu, yaitu belajar. Sebab kalau tidak, maka kita yang diajar. Diajar pakai taso (baja ringan) dan kalsiboard (bahan untuk rumah tahan gempa), diajar menjernihkan air minum, diajar menyalurkan air, diajar memenuhi kebutuhan dasar, diajar bangun infrastruktur dengan pandu dana hutang,” tandasnya. (YAMIN)