Pemerintah Dianggap Tidak Maksimal Manfaatkan Potensi Haul

oleh -
Ketua DPW PKS Sulteng, Zainuddin Tambuala

PALU – Agenda peringatan wafatnya Pendiri Alkhairaat, Al-Alimul Allamah, HS. Idrus Bin Salim Aljufri (Guru Tua) sudah hampir memasuki masa setengah Abad. Di tahun 2017 ini, tanggal 12 Syawal atau tepatnya Sabtu (08/07) hari ini, HAUL sudah masuk yang ke-49 kalinya.

Momen HAUL ini telah menjadi agenda rutin Alkhairaat, semenjak Sang Guru wafat. Hampir semua elemen, baik pemerintah, abnaul maupun simpatisan Alkhairaat dari berbagai daerah sudah hafal betul dengan momentum ini.

Sayangnya, peringatan HAUL seakan hanya menjadi agenda tahunan Alkhairaat saja. Ada kesan ketidakpekaan pemerintah, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Palu selaku tuan rumah, dalam memaksimalkan potensi yang luar biasa dalam momentum ini.

“Artinya kepanitiaan ini benar-benar hanya bentukkan internal Alkhairaat sendiri. Alkhairaat sendiri sudah berupaya, tapi berapa banyak sih dana yang dimiliki. Coba kalau pemerintah sendiri mau bekerjasama dalam kepanitiaan, tentu faedahnya akan lebih terlihat, khususnya dalam hal peningkatan pendapatan daerah dan roda perekonomian warga Palu. Ini pemerintah kita, ketika saat Pilkada saja mau datang ke Alkhairaat,” demikian dikatakan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Sulteng, Zainuddin Tambuala, Jumat (07/07).

BACA JUGA :  Ketum PB: Milad ke-94 Alkhairaat, Momentum Menghadirkan Spirit Kepahlawanan Guru Tua

Salah satu yang dianggap perlu dilakukan pemerintah adalah membenahi Jalan SIS Aljufri, sebagai lolasi pusat HAUL sehingga benar-benar seperti layaknya kawasan religi. Selain itu bisa juga dengan memberikan nuansa HAUL di bandara yang notabene namanya menggunakan panggilan Guru Tua, yakni Bandara Mutiara SIS Aljufri.

“Kawasan religi tidak maksimal apa definisinya, tidak jelas. Paling sebatas pintu gerbang. Coba kalau pemerintah mau mencari konsep yang bagus, mungkin konsepnya “Alkhairaat Memanggil Pulang”, jadi terlihat indah, seakan Alkhairaat sebagai ibu kandung memanggil “abnaa-nya” (anak anaknya). Tapi tidak dengan kondisi disini, adem-adem saja,” katanya.

BACA JUGA :  Robby: Tidak Benar PT ANA Menyerobot Lahan Masyarakat di Morut

Dia menambahkan, HAUL sudah menjadi agenda tahunan, yang pesertanya selalu bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan sudah layak disebut event nasional.

Dalam rangka menghadiri HAUL, Zainuddin mengaku kedatangan tamu Ketua DPW PKS Maluku Utara, Ketua DPW PKS Papua dan Ketua DPW Maluku, Pemprov Gorontalo sekaligus DPRD-nya juga ada.

“Tamu-tamu ini berasal beragam provinsi, dari timur, barat dan tengah. Mereka kan menginap di hotel, ini pemasukan semua untuk daerah. Fakta inilah yang seharusnya dimanfaatkan pemerintah, misalnya dalam hal promosi daerah. Jadi menurut saya, agenda tahunan ini belum maksimal dilirik, sementara potensinya untuk pemerintah cukup luar biasa. Hotel-hotel dan wisata kuliner pasti bisa menjadi sasaran pengunjung,” jelasnya.

BACA JUGA :  Penyidik Kejati Paparkan Kasus Korupsi Lahan Manggrove Morowali ke BPK

Benar, kata dia, ada Festival Raudhah yang diselenggarakan Pemkot dan Alkhairaat sebagai rangkaian momentum HAUL, tapi tetap saja belum maksimal.

Sekaitan dengan itu, Wali Kota Palu, Hidayat, saat membuka Festival Raudhah SIS Aljufri V, berkeinginan akan mengemas kegiatan tersebut kedepan, dengan program Pemerintah Kota Palu yang bernilai ekonomis bagi masyarakat. (RIFAY)