SIGI- Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengapresiasi program-program bantuan CARE Indonesia yang masuk di Kabupaten Sigi.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi, Muhammad Basir, pada saat penandatanganan berita acara serah terima bantuan CARE Indonesia untuk penanganan COVID-19 di wilayah Kabupaten Sigi bertempat di Kantor Desa Lengaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Jumat (22/5).
Muh. Basir, mengatakan bahwa kehadiran CARE dan mitra-mitranya seperti PKPU dan KARSA telah dirasakan sejak gempa bumi dan likuifaksi pada tahun 2018 yang lalu. Waktu betul-betul mengalami kondisi sulit, semua orang mengungsi.
“Sehingga kehadiran CARE dan relawan-relawan penanggulangan bencana lainnya waktu itu, dirasakan sangat membantu warga,” ujarnya.
Dan sekarang, belum tuntas penanganan dampak gempa, kata dia, datang lagi Corona. Maka dari itu kita harus membudayakan pola hidup sehat, bersih. Olehnya bantuan diberikan CARE berupa fasilitas cuci tangan dan masker, ini memang sangat tepat.
Untuk itu dia, mengimbau pemerintah desa dan masyarakat agar memanfaatkan dan merawat dengan baik fasilitas cuci tangan diberikan.
” agar dapat digunakan dalam jangka lama, karena ini sudah menjadi aset desa,” ungkapnya.
Total bantuan diserahkan untuk wilayah Sigi, terdiri dari 119 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), 119 botol sabun cuci tangan cair, 1.018 masker kain dan 4.012 lembar materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang COVID-19 berupa Blbaliho, poster dan stiker.
Sulawesi Team Leader CARE Indonesia, Buttu Ma’dika, dalam sambutannya mengatakan, selain tanggap darurat penanganan COVID-19, saat ini CARE Indonesia secara keseluruhan sedang menjalankan 5 program di Sulawesi Tengah. Pada umumnya bertujuan untuk mendukung masyarakat dalam pemulihan ekonomi paska bencana gempa, tsunami dan likuifaksi terjadi pada September 2018.
Bentuknya antara lain menurutnya berupa pemberian modal usaha kepada kelompok-kelompok masyarakat, seperti kelompok tani dan kelompok usaha kecil dan menengah (UMKM).
“Program-program tersebut termasuk diimplementasikan di wilayah kabupaten Sigi, bekerjasama dengan mitra dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu KARSA Institute, Dompet Dhuafa dan Yayasan Pena Bulu,” kata Buttu Madika dalam keterangannya dalam rilis diterima MAL Online.
Ia menguraikan, jumlah desa diintervensi saat ini sebanyak 9 desa yaitu Lolu, Rogo, Langaleso, Mpanau, Balaroa Pewunu, Namo, Lonca, Bolapapu dan Matauwe.
Ia menyebutkan, selain program-program pemulihan ekonomi, CARE dan mitra juga memfasilitasi proses-proses pengurangan risiko bencana.
Dia mengatakan, saat ini CARE sedang mendorong dan memfasilitasi penguatan jaringan LSM untuk upaya penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana di wilayah Sulawesi dan sekitarnya
“Kami menyebutkan Jaringan Pengurangan Risiko Bencana Wallacea (JAPRI WALLACEA),” ujarnya.
Iamenambahkan, saat ini memang baru 4 lembaga berkomitmen melalui MoU untuk membangun jejaring ini, yaitu KARSA, ROA, Pena Bulu dan Sikola Mombine.
“Ke depan kami mengharapkan empat lembaga ini dapat menjadi pionir dalam membangun jejaring lebih luas untuk upaya-upaya PRB di kawasan Sulawesi dan sekitarnya, karena kita tahu bersama wilayah ini memiliki risiko bencana tinggi, ” ujarnya. (Ikram)