PARIMO- Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, tengah memrogramkan pencegahan stunting pada ibu hamil (Bumil) dan bayi di bawah dua tahun (Baduta).

Kepala Bidang Sosial Budaya Bappelitbangda Parimo, Abdul Sahid, ditemui mengatakan, proses perbaikan stunting dapat dilakukan dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) atau nol bulan ibu hamil sampai melahirkan, dan nol bulan anak sampai dua tahun.

“Dua objek ini yang menjadi sasaran inti, apabila ada di luar dari standar tersebut akan menjadi kesulitan proses perbaikan stunting,” jelasnya kepada MAL Online, Jum’at (28/08).

Ia mengatakan, langkah lain yang harus dipersiapkan dalam penanganan ini, ialah mempersiapkan ibu yang akan hamil agar supaya sehat, melalui program remaja putri yang siap berkeluarga.

Menurutnya, saat ini seluruh bidang desa yang berada di 278 desa dan lima kelurahan, tengah melakukan pengukuran kepada bumil dan baduta di setiap desa. Sejak Januari hingga Agustus ini mereka telah mengimput data ke dalam sistem E-Ppgm, yang sudah mencapai 59 persen.

“Dengan penginputan data itu, kami menargetkan adanya penurunan angka stunting setiap tahunnya,” ucapnya.

Tercatat, sejak tahun 2017 angka stunting di Parimo mencapai 34,4 persen. Pada 2018 mengalami penurunan 31 persen dan di tahun 2019 mencapai 22 persen. Untuk 2020 pihaknya menargetkan penurunan stunting mencapai 15 persen.

Ia mengakui, dalam proses pencegahan stunting di Parimo beberapa wilayah yang diangap menjadi kendala oleh pihaknya, yakni daerah terpencil sehingga kedepannya akan dirancang satu program bagi wilayah tersebut untuk penurunan angka stunting.

“Daerah Tinombo, Palasa yang sampai sekarang menjadi PR besar kami untuk program ini. Sebeb keberhasilan pembangunan satu daerah dapat dilihat dalam penangan Stunting yang baik,” tutupnya.

Reporter: Mawan
Editor: Nanang