Pembinaan Akhlak Karyawan, DKM IMIP Gelar Kajian Rutin Setiap Pekan

oleh -
Ketua DKM PT IMIP, Djoko Suprapto

MOROWALI – Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga akhlak karyawan-karyawannya.

Pembinaan akhlak secara rutin dirasa penting, mengingat di dalam kawasan industri pengolahan nikel terbesar di Indonesia itu, terdapat sedikitnya 80 ribu karyawan yang bekerja, dan 80 persennya beragama Islam.

Bagi DKM, akhlak karyawan penting untuk dijaga, agar mereka tidak terjerumus pada hal-hal negatif, termasuk ikut menjadi bagian dari penyakit masyarakat.

Ketua DKM PT IMIP, Djoko Suprapto, kepada Media Alkhairaat, baru-baru ini, mengatakan, melihat total jumlah karyawan yang 80 persennya adalah muslim, maka menjadi bagian dari tanggung jawab DKM untuk berupaya mempertahankan akhlak melalui pembinaan secara rutin.

“Kami memiliki program kajian rutin setiap minggunya. Untuk program harian, kami juga ada kegiatan membaca kitab hadist dan fiqih. Setiap selepas sholat biasanya dalam bentuk kultum,” kata Djoko.

Dalam rangka mempertebal keimanan dan memperkuat silaturahmi, DKM juga aktif terlibat dalam hari-hari besar Islam, seperti Isra Miraj dan tahun baru Islam.

“Kami melaksanakan kegiatan di masjid-masjid di Kecamatan Bahodopi dengan kerja sama pengurus masjid, koordinasi dengan pihak desa. Sumber pembiayaannya berasal dari DKM PT. IMIP,” tambahnya.

Namun, kata Djoko, program pembinaan akhlak yang diadakan oleh DKM untuk karyawan muslim di PT IMIP, sejauh ini masih dalam tahap pengembangan.

“Karena untuk menjadikannya lebih intensif, kami menghadapi kendala dalam menyatukan mereka (karyawan). Karyawan kami terikat dengan jam kerja yang ketat, sehingga kehadiran mereka nanti saat waktu sholat saja,” jelas Djoko.

Ia juga menjelaskan, karena belum ada budaya pembelajaran yang terstruktur seperti yang terdapat di tempat masjid atau pondok pesantren, maka pihaknya menyampaikan materi kajian pada waktu-waktu tertentu yang telah ditentukan.

“Misalnya setelah Shalat Dzuhur, Ashar, Magrib serta setiap malam Jumat dengan membaca Yasin, atau Al-Kahfi, dan diskusi ringan yang berkaitan dengan pemikiran keagamaan,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan adanya karyawan PT IMIP yang pernah berpartisipasi dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), bahkan salah satunya pernah menjadi juara pertama dalam cabang tafsir.

“Beberapa anggota tim dari DKM juga pernah menjadi dewan hakim di tingkat kabupaten dalam ajang MTQ,” imbuhnya.

Dalam hal pembinaan akhlak karyawan, sebelumnya Djoko juga pernah menyampaikan harapannya kepada penganut agama lain, termasuk GBI untuk membuat suatu program yang bisa dikerjasamakan dalam membina masyarakat nasrani agar bisa terhindar atau bisa mengurangi penyakit masyarakat.

“Jadi kami sampaikan bahwa kita tidak mesti muluk-muluk, kita memulai dari hal-hal kecil tapi mengena. Jadi kita membangun negeri ini, dimulai dari apa yang ada di lingkungan kita,” katanya.

Dalam hal pembinaan keagamaan, perusahaan tersebut rutin memfasilitasi berbagai kegiatan, termasuk dialog antar umat beragama yang melibatkan tokoh-tokoh agama terkemuka.

 FKUB dan IMIP juga memiliki program rutin yang dilakukan setiap triwulan.

“Di sana (PT IMIP), FKUB memberikan semacam pembinaan-pembinaan umum bahwa memelihara kerukunan ini seperti apa. Kita selalu menanamkan bahwa damai itu indah dan untuk memelihara itu tentu butuh waktu yang terus menerus, tidak boleh lelah dan menjadi besar semua tokoh agama,” jelas Menurut Sekretaris FKUB Morowali, Nanang. (RIFAY)